15 Agustus 2008

Islam Menganjurkan Menikah

Islam telah menjadikan ikatan pernikahan yang sah berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya sarana untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang sangat asasi, dan sarana untuk membina keluarga yang Islami. Penghargaan Islam terhadap ikatan pernikahan besar sekali, sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama.Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.‘Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh imannya. Dan hendaklah ia bertaqwa ke-pada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi." [3]Dalam lafazh yang lain disebutkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda."Barangsiapa yang dikaruniai oleh Allah dengan wanita (isteri) yang shalihah, maka sungguh Allah telah membantunya untuk melaksanakan separuh agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam menjaga separuhnya lagi.” [4]C. Islam Tidak Menyukai Hidup MembujangRasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintah-kan untuk menikah dan melarang keras kepada orang yang tidak mau menikah. Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk menikah dan melarang membujang dengan larangan yang keras.”Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda."“Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. Karena aku akan berbangga dengan banyaknya ummatku di hadapan para Nabi pada hari Kiamat.” [5]Pernah suatu ketika tiga orang Shahabat radhiyallaahu ‘anhum datang bertanya kepada isteri-isteri Nabi shal-lallaahu ‘alaihi wa sallam tentang peribadahan beliau. Kemudian setelah diterangkan, masing-masing ingin meningkatkan ibadah mereka. Salah seorang dari mereka berkata: “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa sepanjang masa tanpa putus.” Shahabat yang lain berkata: “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Yang lain berkata, “Sungguh saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan nikah selama-lamanya... dst” Ketika hal itu didengar oleh Nabi shal-lallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau keluar seraya bersabda."Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut kepada Allah dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku pun tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyu-kai Sunnahku, ia tidak termasuk golonganku.” [6]Dan sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam."Menikah adalah sunnahku. Barangsiapa yang enggan melaksanakan sunnahku, maka ia bukan dari golonganku. Menikahlah kalian! Karena sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya jumlah kalian di hadapan seluruh ummat. Barang-siapa memiliki kemampuan (untuk menikah), maka menikahlah. Dan barangsiapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa karena puasa itu adalah perisai baginya (dari berbagai syahwat).” [7]Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam."Menikahlah, karena sungguh aku akan membang-gakan jumlah kalian kepada ummat-ummat lainnya pada hari Kiamat. Dan janganlah kalian menyerupai para pendeta Nasrani.” [8]Orang yang mempunyai akal dan bashirah tidak akan mau menjerumuskan dirinya ke jalan kesesatan dengan hidup membujang. Sesungguhnya, hidup mem-bujang adalah suatu kehidupan yang kering dan gersang, hidup yang tidak memiliki makna dan tujuan. Suatu kehidupan yang hampa dari berbagai keutamaan insani yang pada umumnya ditegakkan atas dasar egoisme dan mementingkan diri sendiri serta ingin terlepas dari semua tanggung jawab.Orang yang membujang pada umumnya hanya hidup untuk dirinya sendiri. Mereka membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora hingga kemurnian semangat dan rohaninya menjadi keruh. Diri-diri mereka selalu berada dalam pergolakan melawan fitrahnya. Kendati pun ketaqwaan mereka dapat diandalkan, namun pergolakan yang terjadi secara terus menerus lambat laun akan melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu kesehatan dan akan membawanya ke lembah kenistaan.Jadi orang yang enggan menikah, baik itu laki-laki atau wanita, mereka sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini. Mereka adalah orang yang paling tidak menikmati kebahagiaan hidup, baik kesenangan bersifat biologis maupun spiritual. Bisa jadi mereka bergelimang dengan harta, namun mereka miskin dari karunia Allah ‘Azza wa Jalla.Islam menolak sistem kerahiban (kependetaan) karena sistem tersebut bertentangan dengan fitrah manusia. Bahkan, sikap itu berarti melawan Sunnah dan kodrat Allah ‘Azza wa Jalla yang telah ditetapkan bagi makhluk-Nya. Sikap enggan membina rumah tangga karena takut miskin adalah sikap orang yang jahil (bodoh). Karena, seluruh rizki telah diatur oleh Allah Ta’ala sejak manusia berada di alam rahim.Manusia tidak akan mampu menteorikan rizki yang dikaruniakan Allah ‘Azza wa Jalla, misalnya ia mengatakan: “Jika saya hidup sendiri gaji saya cukup, akan tetapi kalau nanti punya isteri gaji saya tidak akan cukup!”Perkataan ini adalah perkataan yang bathil, karena bertentangan dengan Al-Qur'anul Karim dan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan untuk menikah, dan seandainya mereka fakir niscaya Allah ‘Azza wa Jalla akan membantu dengan memberi rizki kepadanya. Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan suatu pertolongan kepada orang yang menikah, dalam firman-Nya:"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” [An-Nuur (24): 32]Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menguatkan janji Allah ‘Azza wa Jalla tersebut melalui sabda beliau."Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapat pertolongan Allah: (1) mujahid fi sabilillah (orang yang berjihad di jalan Allah), (2) budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan (3) orang yang menikah karena ingin memelihara kehor-matannya.” [9]Para Salafush Shalih sangat menganjurkan untuk menikah dan mereka benci membujang, serta tidak suka berlama-lama hidup sendiri.Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu pernah berkata, “Seandainya aku tahu bahwa ajalku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah. Aku ingin pada malam-malam yang tersisa bersama seorang isteri yang tidak berpisah dariku.” [10]Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata, “Ibnu ‘Abbas bertanya kepadaku, ‘Apakah engkau sudah menikah?’ Aku menjawab, ‘Belum.’ Beliau kembali berkata, ‘Nikahlah, karena sesungguhnya sebaik-baik ummat ini adalah yang banyak isterinya.’” [11]Ibrahim bin Maisarah berkata, “Thawus berkata kepadaku, ‘Engkau benar-benar menikah atau aku mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan ‘Umar kepada Abu Zawaid: Tidak ada yang menghalangimu untuk menikah kecuali kelemahan atau kejahatan (banyak-nya dosa)."[12]Thawus juga berkata, “Tidak sempurna ibadah seorang pemuda sampai ia menikah.” [13]

Aku ingin menikah....

Penikahan Atau Nikah,Artinya Akad atau Ikatan Lahir batin diantara seorang laki-laki(Ikhwan) dan Seorang Wanita(Akhwat),yang menjamin halalnya pergaulan sebagai suami istri dan sahnya hidup berumah tangga,dengan membentuk keluarga yang sakinah,mawadah dan warohmah.disamping melampiaskan seluruh rasa cinta dan kasih sayang yang sah.Jika Nafsunya telah mendesak ingin segera menikah sedangkan ia tak mampu membelanjai(Nafkahi)Istrinya maka Alloh nanti akan melapangkan Rezekinya Setelah Menikah.Jika seseorang sudah bertekad hendak menikah baik Ikhwan maupun Akhwat dan niatnya untuk melamar seorang Gadis(Akhwat) ataupun Seorang Akhwat Melamar seorang IKhwan(Pria) tertentu sudah bulat,Islam Mensyariatkan agar ia melihatnya,sebelum memulai langkah teknis Selanjutnya.Selain Itu Mata juga merupakan penghantar hati,pertemuan mata dengan mata diharapkan bisa menjadi jalan menuju pertemuan antara dua hati dan perpaduan kedua buah jiwa untuk menikah dan kita Niatkan Menikah Hanya Karena Alloh.Tapi Kita Harus Tetap Berikhtiar (Berusaha).

Rosululloh SAW.Bersabda yang Artinya :”Sudahkah Engkau Melihatnya?’ ’Belum,’Jawabnya.Beliau bersabda,’Pergi dan lihatlah ia,karena sesungguhnya pada mata orang-orang Anshar ada sesuatu (yang Menarik).’ ”Wahai Para Muslim/ah Janganlah engkau takut dalam Menikah/berumah tangga karena banyak hal yang menghalangi langkah seseorang untuk menikah dari masalah,tidak mendapatkan izin dari orang tua,belum mempunyai Penghasilan Tetap hingga sulit mendapatkan jodoh Dll.Menikah itu sunnah,banyak hikmah dari menikah.karena nikah itu adalah BAROKAH.Bila niat Telah bulat(Lurus),Halangan adalah tantangan dan Ujian Dari Alloh, kalo kita belum mendapat Izin dari orang tua kita lebih baik kita mengkondisikan terlebih dahulu orang tua kita.bila belum mampu,janganlah menjadi musibah untuk takut menikah.banyak para aktivis dakwah baik Ikhwan maupun Akhwat yang sudah cukup Maupun Lebih Umurnya belum/takut menikah karena Belum Mempunyai Penghasilan Tetap.Seseorang dikatakan siap menikah,bukan lantaran karena telah/belum mempunyai pekerjaan/Penghasilan tetap,atau telah mapan taraf ekonominya. Siap menikah itu berkaitan beberapa faktor diantaranya:Siap Ilmu,Niat,Mental,dan Fisik.
Macam-macam niat orang mau menikah,ada yang baik dan jahat. ”Hmm….kalo aku sih agar tidak jatuh dalam Zina(Pacaran),fitnah,ingin memperkaya ketakwaanku kepada Alloh,ingin melengkapi Ad-din,dan mencari keberkahan dalam Pernikahan Walaupun Pekerjaanku Tidak Tetap(Penghasilan Tidak Tetap)”. dalam surat At-Thalaaq:7 dan An-Nur:32(Dengan Menikah Akan Memperoleh Keberkahan dari Alloh dan Alloh Kelak Akan Memberikan Jaminan Kelapangan Sesudah Kesempitan dan Jika Mereka Miskin Setelah Menikah maka Alloh akan memberikan kemampuan(Rezeki) kepada mereka dengan karunianya,dan Alloh Maha Luas(Pemberiannya dan Maha Mengetahui ).Umur sebenarnya mau Lebih Tua dari Kita atau Muda baik Ikhwan maupun Akhwat Sebenarnya tidak ada masalah bagi kita, yang penting Niat kita Lurus,semua seharusnya paling utama Menikah dalam rangka meneggakkan Ibadah dan Dakwah Hanya kepada Alloh Semata.Siapa yang lalai (menikah bukan karena Alloh tapi Karena Hawa Nafsu) akan tujuan hidupnya,maka akan celaka dan merugi, banyak sekali kelalaian (FUTUR) yang dilakukan oleh kita yang sudah di Tarbiyah sering sekali kita terkena penyakit hati misalnya: sering SMS2an atau telpon2an tanpa tujuan yang jelas atau yang tidak bermanfaat sesama ikhwan dan Akhwat,banyak sekali yang disengaja salah kirim SMS akhirnya berujung Respon-Respon yang membuat kita terperangkap kedalam Penyakit Hati(PACARAN) dan Jurang Dosa.
Menikah menghilangkan dosa dan maksiat, Rizeki manusia Alloh Mengaturnya dan jangan takut untuk menikah karena Tidak/Belum Mempunyai Pekerjaan Tetap(Penghasilan Tetap),Apalagi yang sudah mempunyai penghasilan tetap,harus segera menikah dan jangan menunggu-nunggu lagi untuk segera menikah.
Tapi Kita Harus Tetap Berikhtiar (Berusaha).
Sementara Itu,seseorang yang sudah mampu dan bila tidak menikah,bila ia terjerumus dalam perbuatan haram maka wajib baginya segera menikah. Setiap orang takut menikah karena belum mempunyai pekerjaan tetap(Penghasilan tetap),takut tidak bisa menafkahi istri dan anak-anaknya.dikatakan dalam surat diatas.bahwa Alloh akan menjamin setiap Hambanya yang ingin menikah bila ia miskin (Sempit) maka Alloh Akan Berikan Kekayaan(kelapangan) asal luruskan niat menikah karena Alloh dan banyak fakta yang membuktikan ”Ada seseorang Ikhwah menikah dia belum mempunyai Pekerjaan/Penghasilan yang tetap tapi beberapa bulan setelah menikah dia ditawarkan bekerja di Perusahaan oleh temannya,(Apakah Itu Bukan Suatu Keberkahan Dari Alloh Bila Kita Menikah Dengan Niat Karena Alloh?)serta juga ada yang Ingin Menikah Tapi Ia Berwirausaha(Berdagang) Tapi setelah menikah Usahanya dan Penghasilannya makin bertambah,(apakah Itu Bukan suatu keberkahan dari Alloh)?Ada juga Seorang Ikhwah dia belum menikah sudah mempunyai Pekerjaan Tetap tapi setelah Menikah Pekerjaannya makin bertambah dan dia dipanggil untuk Interview dari beberapa Perusahaan,( apakah Itu Bukan suatu keberkahan dari Alloh)?Dan Adik Saya Seorang Akhwat Menikah dengan Ikhwan yang belum memiliki pekerjaan tetap, pertama-tama Sebelum Menikah Adik Ipar saya tidak yakin walaupun saya kasih Artikel dan saya yakini,karena dia tidak mempunyai Modal Untuk Resepsi Pernikahan.tapi setelah menikah, baru dia yakin dan percaya bahwa Alloh Akan Berikan Jalan Keberkahan pada saat menikah dan setelah menikah.( apakah Itu Bukan suatu keberkahan dari Alloh)?,ada juga seorang ikhwah(dia) dalam pendidikan hanya lulusan SMA dan dia (Ikhwah) Berpenghasilan tidak tetap,tapi dia menikah dengan seorang Akhwat yang lulusannya seorang Sarjana dan setelah menikah sekitar 1 tahun mereka memperoleh Kelapangan Rezeki yang tidak disangka-sangka(Apakah Itu Bukan Suatu Keberkahan Dari Alloh)dan kita Utamakan Niat Karena Alloh. ”
SUDAHKAH KITA SIAP MENIKAH BILA DILAMAR / MELAMAR SESEORANG? Ingatlah bila kita melamar / dilamar seseorang kita harus lihat dahulu yang pertama dari segi agamanya,Dakwahnya,Liqo,Sholatnya dan kehidupan sehari-harinya serta juga harus mencari tahu dari teman Dekat yang dipercaya dan juga kita bisa minta Pendapat dari Orang Tua,Kakak,Adik dan Teman dekat kita.Insya Alloh Kalo kita menikah karena agama(Alloh) bukan ketampanan,kecantikannya,Dan bukan karena Bertitel serta luruskan niat kita maka kita menikah akan mendapatkan jaminan dari Alloh yang dikatakan dalam surat yang diatas.Apa karena Miskin Harta kita tidak/belum siap Menikah? Alloh Sudah pasti menjamin yang dikatakan dalam surat diatas!Ya sebenernya Cantik,Tampan(ganteng) hal yang lumrah dan Sunahtulloh bagi setiap Manusia Ikhwan maupun Akhwat yang Ingin Menikah dalam memenuhi Kriteria Tersebut.tapi jangan sampe karena fisik tidak memenuhi kriteria kita menjadi salah satu alasan kita tidak atau belum mau menikah hati-hati dengan kecantikan atau ketampanan itu bisa membuat kita terhina dimata Alloh kalau tujuan kita menikah hanya melihat dari fisiknya saja.Alloh mencintai dan menyayangi hambanya yang menikah dengan niat karenanya bukan karena fisik semata.untuk menuju keluarga yang sakinah.ingatlah Alloh Menyertai kita.dan Apakah Seorang Akhwat Boleh Menyukai / Melamar Seorang Ikhwan untuk menjadi pasangan hidupnya?Tentu saja Boleh,asal dalam jalur yang disyari’atkan oleh Alloh.misalnya bilang kepada Murobbiyahnya(Guru Ngaji),bisa juga kita bilang sama teman dekat kita yang kenal ikhwah tersebut.Berarti kita Harus Menyiapkan diri dan melakukan perubahan diri agar Pertolongan Alloh semakin cepat datang dan semakin besar Bentuknya atau Pertolongannya, Siap menikah berarti siap untuk berjuang,siap nerima siapapun,Siap menikah sangat erat dengan Niat dan ingin memperbaiki diri setelah menikah bahwa siap menikah bukan berarti ingin menikah! Siap menikah berarti kita siap dengan siapapun yang dipandang Baik Oleh Alloh,
Mungkin dengan menikah kita akan mendapatkan Partner dalam Dakwah.sudah dikatakan banyak Ikhwan dan Akhwat bahwa Para digma,selera, dan semua pandangan kita banyak berubah.sedangkan jika kita Ingin sekedar menikah,bisa jadi itu sekedar Lontaran belum ada Visi kedepan,belum ada gambaran yang jelas untuk apa kita menikah bukan tidak mungkin kita justru terjebak pada hal-hal fisik,kita ingin menikah dengan Ikhwan atau Akhwat yang bekini dan begitu,dengan kriteria fisik harus begini,harus punya ini atau itu ,harus………….. ! dan Harus……………!itu tidak salah juga emang itu Fitrah dan Wajar setiap manusia yang ingin menikah,tapi itu kita telah terjebak oleh nafsu-nafsu syahwat dan Duniawi.niatkan diri kita menikah hanya karena Alloh semata dan kita akan merasakan keberkahan dan keikhlasan menghadapi pernikahan saat kondisi ruhiyah kita stabil dan meningkat.Kenapa Harus Malu,Berat dan Takut Untuk Menikah?Tapi Kita Harus Tetap Berikhtiar (Berusaha).
lihat saja SITI KHODIJAH ia melamar Rosululloh lewat Pembantunya.dan ia umurnya lebih tua dari Rosululloh,wahai para akhwat jangan malu engkau melamar seorang ikhwah.maksudnya bukan seorang Ikhwah Niat atau Menunggu untuk dilamar oleh seorang Akhwat,tapi Lebih kepada tujuan Untuk Menikah itu apa?Jangan sampai kriteria yang kita cari-cari tidak muncul(Tidak ada)dan kita tidak menikah serta jangan sampai kita mempunyai masalah dengan kriteria-Kriteria yang kita cari kita tidak jadi atau tidak mau menikah karena Beberapa Hal ya kriterianya mau sebanding Alias Bertitel(Sarjana) Dll,Kenapa kita selalu mempunyai Kriteria yang Tinggi?Apakah Kriteria Yang Tinggi(Seorang Sarjana) Itu Bisa Membuat kita Bahagia DiAkhirat dan Menjamin Ibadah serta Dakwah Kita Jadi Bagus dan Juga Menjamin kita Masuk Surganya Alloh..hati- hati wahai para Ikhwan atau Akhwat ada dalam satu sabda Rosululloh,bahwa Rosululloh Mengharamkan membujang baik Laki-laki atau Wanita.Kenapa Harus Malu,Berat dan Takut Untuk Menikah? Sebenernya Nikah itu Mudah,Tidak Sulit tapi hanya kita saja yang mempersulit dalam pernikahan misalnya,seorang Ikhwan harus menyiapkan dan sebesar ya 20 - 40 juta,kenapa harus sebesar itu menikah?ya kalo ada sih tidak masalah,tapi kalo tidak ada apakah kita memaksa harus ada???tapi kalo kita yakin sama Alloh dalam surat AT-thalaq:7 dan An-Nur:32 sudah dijelaskan bahkan diataspun sudah dijelaskan ayat serta Artinya dan apakah kita Memungkirinya?apakah kalo menikah harus mempunyai modal atau uang sebesar itu?
Dalam Hadist Rosululloh Bersabda yang artinya:”Wanita yang paling banyak berkahnya adalah mereka yang paling mudah maharnya”. (Diriwayatkan Ahmad dan Baihaqi), maksud dari hadist tersebut tidak memberatkan bagi laki-laki(Ikhwan) yang ingin menikah.Cukup Akad Nikah dan Syukuran saja.kalo seorang yang ingin menikah tidak mempunyai modal atau uang sebesar yang tercantum di atas tersebut..jangan sampai Ikhwan dan Akhwat tidak mempunyai pendapatan/penghasilan yang tidak/belum tetap,kita malu,takut atau merasa berat(minder) untuk menikah.yang saya tulis surat diatas tersebut bahwa itu sangat pasti jamin oleh Alloh asalkan kita mau berusaha memperoleh penghasilan yang halal walaupun penghasilan tidak tetap yang penting halal dan berkah.untuk itu kita harus luruskan niat kita dahulu karena Alloh,Mental dan Niat kita harus kuat Untuk memperoleh keberkahan dalam pernikahan dan jangan juga malah diam saja untuk tidak mencari penghasilan yang tetap.
Jangan Takut Bila Kamu Niat Menikah.Tapi Kita Harus Tetap Berikhtiar (Berusaha).
Orang tua tidak boleh menunda pernikahan putrinya jika telah dilamar oleh Lelaki(Ikhwan) yang sekufu(Sebanding),mempunyai agama dan Akhlak yang baik.
Rosululloh bersabda yang artinya:”Ada tiga Hal yang tidak boleh ditunda-tunda:Sholat jika tiba waktunya,Jenazah kalau sudah siap,dan gadis jika sudah mendapatkan pasangan hidup yang sebanding.”
Rosululloh SAW.Bersabda yang Artinya :”Jika Datang Melamar Kepadamu Orang Yang Engkau Ridho akan Agamanya(Ibadahnya) dan Akhlaknya,Maka Nikahkanlah dengannya,Jika kamu tidak menerima lamarannya niscaya terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang luas”.(H.R. Tirmidzi).
Alloh Telah menegaskan yang artinya :”Dan orang- orang yang memelihara kemaluannya,kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa mencari diluar itu (seperti Zina,Homoseks dan Lesbian) maka mereka adalah orang-orang yang melampui batas.” (QS. Al-Ma’arij:29-31).
Rosululloh SAW. Ber sabda yang artinya :”Jangan sekali-kali seorang laki-laki Berkholwat (menyendiri,menyepi dengan seorang wanita) tanpa di dampingi dengan muhrimnya (baik laki-laki ataupun wanita)melainkan setan adalah orang ketiga diantara keduanya.
Rosululloh SAW.Bersabda yang Artinya :”Wanita itu Lazim dinikahi karena empat perkara: karena Hartanya,Karena Keturunannya,karena kecantikannya dan karena Agamanya,Pilihlah Wanita yang mempunyai/karena Agama, (Jika Tidak)Maka Binasalah Engkau.” (H.R Bukhori dan Muslim).
Rosululloh SAW.Bersabda yang Artinya :”Dunia Adalah Kesenangan sementara,dan sebaik-baiknya kesenangan dunia adalah Wanita (Istri) yang Sholeh.”( Diriwayatkan Muslim dan An-Nasa’i).
Apakah Kita Tidak Boleh/tidak mau Melamar/dilamar dalam SATU Organisasi Untuk Menikah Misalnya dalam satu Kampus,DPC,DPRa Dll?Kenapa?Apakah Karena Sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya antara ikhwan atau pun akhwat tentang kekurangan dan kelebihannya?Apa Masalahnya?kalo kita menyukainya karena ia dakwahnya bagus,ibadahnya bagus kenapa tidak?hal yang perlu dicatat pada diri kita ialah kita bersifat Ego(hati-hati berarti kamu terkena Penyakit Hati) pada diri kita sendiri, atau karena Dakwahnya Tidak Menyebar Itu Tergantung dengan siapa kita menikah dan bagaimana kita menyikapinya setelah menikah! atau juga takut terkena Fitnah dan penyakit hati(PACARAN),Itu tergantung juga pada diri kita bagaimana kita Menyikapinya!Apakah belum selesai kuliah kita tidak boleh menikah? Kata siapa tidak boleh?Tentu saja Boleh,asal kita bisa Seimbang Pada Saat Menjadi Istri(Ibu Rumah Tangga),Suami dan Pada Saat Kuliah! dan kita juga harus berhati-hati dalam melamar seseorang yang sekufu(sebanding)dalam Dakwah apalagi sesama Aktivis Dakwah dan jangan sampai kita terjerumus dalam kemaksiatan atau bisa disebut juga PACARAN(Hati-Hati Itu Ada Penyakit Hati Dalam Diri Kamu)Jagalah Hatimu jangan sampai terkotori dalam kemaksiatan .Kenapa Harus Malu,Berat dan Takut Untuk Menikah?
Apakah kita pernah melihat/mendengar hal-hal bahwa pernah seorang Aktivis dakwah pada masa lalunya suram Penuh dengan Kekhilafan dan Dosa alias PACARAN pada saat kuliah atau selesai kuliah sesama aktivis dan itu masa lalunya yang suram dan penuh kemaksiatan alias PACARAN?kenapa kita melihat masa lalu,Kenapa kita tidak melihat masa sekarang dan masa depan?masa lalu biarlah berlalu yang Paling penting kita tidak lagi melakukan masa lalu yang suram dan menyesali perbuatan dengan taubat sebenar-benarnya taubat.Apalagi ALLOH MAHA PENGAMPUN DAN MAHA PENYAYANG,yang ingin memperbaiki diri dimasa lalu yang begitu suram,penuh khilaf dan Dosa Besar.Akan lebih utama jika menyalurkan emosi cintanya kepada seorang Ikhwan dan Akhwat melalui pernikahan dengan begitu terciptalah ikatan-ikatan baru yang harmonis,romantis,manisnya cinta dan Kemesraan,wilayah cinta dan kasih sayang juga semakin meluas diantara sesama umat manusia yang penuh rahmat dan keberkahan serta mencapai keluarga yang sakinah,mawadah dan warohmah dan terhindarnya Azab Alloh didunia dan Akhirat nanti.Alloh Berfirman:”Dan Alloh menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang.”(Ar-Rum:21).
Banyak Sekali Hikmah dari sebuah Kegagalan Dalam Pernikahan / yang mau Menikah.Supaya timbul semangat apabila gagal menghadang Pada saat Ingin Ta’aruf,Khitbah Dll, ada beberapa hal yang harus terus diingat selama menjalani usaha untuk menikah :
 Kita harus yakin setiap perbuatan apapun pasti memiliki resiko. Dalam berikhtiar,kita harus yakin tetap yakin Alloh Maha Adil Dan Maha Bijaksana.Pasti ada sesuatu hikmah dalam setiap hasil yang ingin dicapai yang ingin menikah.
 Kita harus yakin bahwa Alloh Menguji daya tahan kita dengan memberikan satu usaha yang cukup membawa resiko.dan Selalu bersabar atas sesuatu yang tidak diinginkan dan bersyukur dengan apa yang terjadi dalam pernikahan.memang pasti banyak tekanan psikologis yang akan dialami dalam pernikahan dan pada saat Ingin Menikah.setiap ada sesuatu yang diluar kehendak,jagalah diri dan Hati untuk tetap tenang dan Bersabar.setiap ada rencana yang berhasil,jagalah hati dan diri untuk tetap bersyukur
 Yakinlah bahwa Alloh mempunyai kehendak dan rencana yang pasti lebih baik dari pada setiap rencana yang dibuat oleh manusia.mungkin dalam pandangan Alloh Kalo saat itu kita berhasil untuk menikah,kita akan menjadi orang yang Takabur atau menjadi orang yang tidak bersyukur.mungkin juga kalo kita berhasil waktu itu,Keimanan,Ketakwaan dan Dakwah kita malah berkurang,mungkin juga kita banyak masalah-masalah yang terlalu memberatkan kriteria kita untuk menikah.mungkin dengan kegagalan, Alloh selalu mengingatkan kita untuk selalu berupaya menjadi hambanya yang beriman,Bersabar dan beramal sholeh.
 Kita harus menyadari bahwa yang mengalami kegagalan itu bukan hanya kita aja,tapi melainkan semua orang pasti mengalami kegagalan Untuk Menikah.Hanya setiap orang mempunyai cara yang berbeda-beda dalam melihat/mengalami kegagalan itu.Ada yang berpendapat bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah suatu yang wajar dari sebuah perjuangan dan pengorbanan dalam setiap orang yang ingin menikah.
 Kita harus tahu bahwa semua orang yang sekarang berada dalam kesuksesan,pernah mengalami kegagalan-kegagalan menikah dalam hidupnya.
 Hanya orang yang pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan yang akan dapat benar-benar menikmati kesuksesan.Untuk menghindari kegagalan kita perlu mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kegagalan.Setelah diketahui jadikan itu sebagai bahan pelajaran untuk menghindarinya serta Sebagai Bahan Untuk Mengevaluasi(Muhassabah),mungkin saja ibadah sehari-hari,Dakwah dan Liqo(Tarbiyah) Pekanan yang kita lakukan dan Kerjakan melemah (FUTUR) Pada diri dan Hati kita.
Walaupun saya belum menikah,Insya Alloh kalau ada akhwat yang siap saya pun siap menikah.Saya membuat Artikel Ini hanya Ingin Memberi Motivasi untuk para Ikhwan dan Akhwat yang Takut,malu dan Berat untuk menikah.Insya Alloh dengan kita Menikah kita akan memperoleh keberkahan Dunia dan Akhirat walaupun kita Tidak / belum memiliki Penghasilan Tetap.
Wallohua’lam bishwab.

13 Agustus 2008

Kisah 3 Pemuda Dalam Goa

Dari Nafi' diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Ada tiga orang dari umat sebelum kalian yang sedang mengadakan perjalanan. Tiba-tiba mereka ditimpa oleh hujan, maka mereka berteduh di dalam sebuah gua. (Tanpa disangka), gua tersebut menyekap mereka, (karena pintunya tertutup oleh sebuah batu besar). Maka ada sebagian dari mereka yang berkata kepada yang lain: "Demi Allah, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan kalian kecuali sifat jujur (keikhlasan), oleh karenanya, saya harap agar masing-masing kalian berdo'a (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala) dengan perantara (wasilah) suatu amal yang dia yakin dikerjakan dengan penuh kejujuran (keikhlasan).
Seorang dari mereka berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa dulu aku punya seorang pekerja yang bekerja padaku dengan imbalan 3 gantang padi. Tapi, tiba-tiba dia pergi dan tidak mengambil upahnya. Kemudian aku ambil padi tersebut lalu aku tanam dan dari hasilnya aku belikan seekor sapi. Suatu saat, dia datang kepadaku untuk menagih upahnya. Aku katakan padanya, 'Pergilah ke sapi-sapi itu dan bawalah dia'. Dia balik berkata, 'Upahku yang ada padamu hanyalah 3 gantang padi'. Maka aku jawab, 'Ambillah sapi-sapi itu, sebab sapi-sapi itu hasil dari padi yang tiga gantang dulu'. Akhirnya dia ambil juga. (Ya Allah), bila Engkau tahu bahwa apa yang aku perbuat itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)." Tiba-tiba batu besar (yang menutupi gua itu) bergeser.
Seorang lagi berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu bahwa aku mempunyai bapak-ibu yang sudah tua. Setiap malam aku membawakan untuk keduanya susu dari kambingku. Suatu malam aku datang terlambat pada mereka. Aku datang kala mereka sudah tidur lelap. Saat itu, isteri dan anak-anakku berteriak kelaparan. Biasanya aku tidak memberi minum buat mereka sehingga kedua orang tuaku terlebih dahulu minum. Aku enggan membangunkan mereka, aku juga enggan meninggalkan mereka sementara mereka butuh minum susu tersebut. Maka, aku tunggu mereka (bangun) sampai fajar menyingsing. (Ya Allah), bila Engkau tahu bahwa hal tersebut aku kerjakan hanya karena takut padaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini). Tiba-tiba batu besar itu bergeser lagi.
Yang lain lagi juga berdo'a: "Ya Allah, Engkau tahu aku mempunyai saudari sepupu (puteri paman), dia adalah wanita yang paling aku cintai. Aku selalu menggoda dan membujuknya (berbuat dosa) tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memberinya (pinjaman) 100 dinar. (Jelasnya), dia memohon uang pinjaman dariku (karena dia sangat membutuhkan dan terpaksa), maka (aku jadikan hal itu sebagai hilah untuk mendapatkan kehormatannya). Maka aku datang kepadanya membawa uang tersebut lalu aku berikan kepadanya, akhirnya dia pun memberiku kesem-patan untuk menjamah dirinya. Ketika aku duduk di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Bertakwalah engkau kepada Allah, janganlah engkau merusak cincin kecuali dengan haknya'. Maka dengan segera aku berdiri dan keluar meninggalkan uang 100 dinar itu (untuknya). Ya Allah, bila Engkau tahu bahwa apa yang aku kerjakan itu hanya karena aku takut kepadaMu, maka keluarkanlah kami (dari gua ini)". Tiba-tiba bergeserlah batu itu sekali lagi, dan Allah pun mengeluarkan mereka . (HR. Al-Bukhari dan Muslim

12 Agustus 2008

Ciri-ciri Isteri Sholehah

01.Taat Beragama
Rasulullah SAW bersabda :"Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karenaketurunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi,pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat." (H.R. Bukhari danMuslim)Penjelasan :Hadits tersebut memberikan gambaran mengenai kriteria-kriteria yang menjadibahan pertimbangan seorang lelaki dalam memilih seorang perempuan sebagaiistrinya. Kriteria-kriteria tersebut adalah kecantikan, keturunan,kekayaan, dan agamanya. Orang yang mengutamakan kriteria agama, dijaminoleh Allah SWT akan memperoleh kebahagiaan dalam berkeluarga.Agama atau diin ialah keyakinan yang disertai peribadatam sesuai denganketentuan syari'at Islam. Bila keyakinan dan peribadatan yang dilakukanseseorang menyimpang dari ketentuan syari'at Islam, orang yang melakukannyatelah sesat. Untuk mengetahui ketaatan seseorang beragama, kita harusberpedoman pada ketentuan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.Dalam memilih seorang perempuan untuk dijadikan istri, pertama kalihendaklah kita menilai ketaatannya dalam beragama seperti yang disabdakanoleh Rasulullah SAW dalam Hadits di atas.Tanda utama seseorang dikatakan taat beragama yaitu bila ia dapatmenjalankan ketentuan pokok yang menjadi rukun Iman dan Islam dengan benar.Orang yang beriman kepada Allah hanya meyakini ketentuan-Nya. Ia tidak akanmempercayai ramalan ahli nujum dan peramal misalnya, sebab orang yangmempercayai ramalannya berarti tidak sepenuhnya beriman kepada Allah SWT.Perbuatan seperti itu disebut SYIRIK karena berlawanan dengan keyakinanbahwa hanya Allah SWT yang tahu segala yang ghaib. Orang yang berbuatsyirik telah sesat.Tanda lain seseorang dikatakan taat beragama adalah bila ia menjalankanibadah yang diperintahkan oleh Islam dengan tekun dan benar. Ibdah pokokdalam Islam dan tidak dapat ditinggalkan adalah shalat. Siapa pun yangtelah memeluk Islam harus melaksanakannya. Rasulullah SAW telah menyatakanbahwa shalat adalah hal yang pokok dalam Islam. Hal ini disebutkan dalamHadits berikut:Dari Abu Hurairah Ra, ujarnya: Rasulullah SAW bersabda: "Perbuatan manusiayang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak adalah shalatnya. Bilashalatnya baik, dia akan beruntung dan selamat. Akan tetapi, bila shalatnyatidak benar, dia akan gagal dan merugi. Jika ada yang kurang sedikit darikewajiban yang dilakukannya, kelak Tuhan yang Maha Gagah dan Maha Mulia akanberfirman: '(Wahai Malaikat), perhatikanlah apa hamba-Ku ini melakukanshalat sunnah sehingga dapat menyempurnakan kekurangannya dalam melakukanshalat wajib, kemudian semua amalnya akan dihisab dengan cara sepertiini.'"(H.R. Tirmidzi, Hadits hasan)Maksud Hadits ini ialah seseorang dinilai taat beragama bila ia menunaikankewajiban shalat dengan benar. Seseorang yang mengaku muslim tetapiterkadang menjalankan shalat, terkadang tidak, berarti tidak taat beragama.Bila ia melakukan shalat tetapi tidak mengikuti tuntunan Rasulullah SAW,shalatnya tidak benar. Orang semacam ini termasuk orang yang tidak taatberagama.Seorang laki-laki yang hendak menilai ketaatan calon istrinya, haruslahlebih dulu mengerti ajaran Islam tentang keyakinan dan peribadatan secarabenar sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW. Biladia sendiri tidak tahu hal-hal yang menjadi ketetapan dan hal-hal yangbukan menjadi ketetapan Islam, tentu dia tidak akan bisa memilih calonistri yang taat beragama dengan benar menurut ketentuan syari'at Islam.Kita tidak seharusnya mudah terpesona dengan penampilan seorang perempuan.Perempuan berjilbab, misalnya, dalam pergaulan sehari-hari ia ternyatabercampur dengan laki-laki bukan mahram tanpa mengindahkan batas normapergaulan yang digariskan oleh Islam. Kita bisa menyimpulkan bahwa wanitasemacam ini jelas tidak taat beragama.Kita tidak semestinya menilai perempuan berdasarkan atas ukuran dan normayang berlaku dalam masyarakat, karena norma yang berlaku di tengahmasyarakat sering bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, kitaharus benar-benar menggunakan kriteria yang digariskan oleh Al-Qur'an danSunnah Rasulullah SAW sejak awal memilih calon istri.Bila langkah awal telah ditempuh dengan benar, kelak rumah tangga kita akandapat berjalan dengan serasi, harmonis, dan dan penuh kemesraan, karenamasing-masing mendasarkan langkah dan niatnya hanya karena Allah. Segalabentuk kesulitan dan goncangan dalam mengayuh bahtera rumah tangga akandihadapi dengan penuh ketenangan dan pikiran jernih, karena kedua belahpihak selalu pasrah dan berlindung pada kehendak dan kekuasaan-Nya. Sikapsemacam ini akan sangat membantu suamu istri dalam membina rumah tanggasesuai dengan keridlaan Allah SWT.Sebaliknya, istri tidak taat beragama, yaitu istri yang mengabaikan ajaranagama, akan menyebabkan suami sulit membimbingnya dan sulit menciptakansuasana rumah tangga yang islami. Bila suami dan istri sudah berlainanlangkah dalam menilai perbuatan halal dan haram atau baik dan buruk, halini bisa menimbulkan pertengkaran dan perpecahan dalam berumah tangga.Rumah tangga semacam ini sulit menjadi harmonis, tentram dan tenang.Selain memberi dampak buruk bagi suami, istri yang tidak taat beragama akanmemberi dampak buruk pada pendidikan anak kelak. Ia tidak akan mendoronganaknya untuk taat shalat dan rajin mengaji, tidak membiasakan salam ketikakeluar masuk rumah, tidak tahu membedakan najis dan suci, dan lain-lain.Anak-anak yang tidak mengenal aturan agama semacam ini kelak setelah besarmungkin sekali mudah terpengaruh oleh pergaulan yang buruk sehingga menjadiorang yang rusak akhlaqnya dan mengabaikan agama. Oleh karena itu, besarsekali bahaya istri yang tidak taat beragama untuk menjadi ibu bagianak-anak kita.Agar kita dapat membentuk rumah tangga yang diridlai oleh Allah danmemperoleh kebahagiaan sepanjang hayat sebelum mengambil seorang perempuanmenjadi istri kita perlu mengetahui ketaatannya dalam beragama. Adabeberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:1. Mengamati caranya berpakaian, berias dan bergaul apakah sesuai denganketentuan Islam atau tidak. Misalnya, mengamati apakah ia memakai muslimahatau tidak, bersolek atau tidak, berkhalwat (berduaan) dengan laki-lakibukan mahram atau tidak.2. Menanyakan kepada orang-orang yang dekat dengan dirinya, seperti kerabatdekat, tetangga dekat, atau teman-teman dekat tentang ketaatannyamenjalankan shalat 5 waktu, ketaatannya menjalankan puasa Ramadhan,sikapnya kepada tetangga atau para kerabatnya, sikapnya kepada orang yanglebih tua, dan lain-lain.3. Datang sendiri kepada keluarga perempuan untuk melakukan penelitian danpengamatan secara langsung. Dalam pertemuan ini, perempuan yang diinginkanharus disertai dengan anggota laki-laki keluarganya, sehingga tidak terjadikhalwat (berduaan). Pada saat inilah kita bisa meneliti berbagai hal yangingin diketahui dari perempuan tersebut agar kita memperoleh gambaran yangjelas.Cara-cara semacam inilah yang seharusnya dilakukan oleh kaum muslimin dalammenyediliki calon istrinya. Kita tak boleh melakukan cara-cara di luarIslam, seperti berpacaran atau berkenalan di tengah jalan. Cara semacam inisama sekali tidak dibenarkan.Ringkasnya, Laki-laki yang ingin membangun rumah tangga bahagia dan penuhkesejateraan di dunia dan di akhirat hendaklah memilih perempuan yang taatberagama untuk dijadikan istri. Insya Allah hidupnya akan bahagia.***

02.Dari Lingkungan yang Baik
Disebutkan dalam Hadits berikut bahwa:Rasulullah SAW bersabda: "Jauhilah olehmu khadraauddiman!" Rasulullahditanya: "Wahai Rasulullah, apakah khadraauddiman itu?" Sabdanya: "Wanitacantik di lingkungan yang buruk."(H.R. Daraquthni, Hadits lemah)Penjelasan:Hadits tersbut derajatnya lemah karena ada rawi bernama Al-Waqidi yangdinilai sebagai rawi yang sangat lemah oleh ahli hadits.Hadits tersebut memperingatkan kepada laki-laki muslim bahwa perempuan yangtinggal di lingkungan yang tidak baik hendaknya dijauhi. Perempuan semacamitu kemungkinan besar akhlaqnya terpengaruh lingkungannya yang tidakislami. Hal ini sering dibuktikan oleh pengalaman dalam kehidupan di tengahmasyarakat selama ini. Wanita sering lebih mudah tergoda oleh hal-hal yangsepintas menyenangkan dan tampak glamor, tanpa memikirkan akibat buruk yangakan terjadi. Wanita lebih mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang tidakbaik.Lingkungan yang tidak baik ialah lingkungan yang dipenuhi kebiasaan,tradisi, dan perilaku yang bertentangan dengan syari'at Islam. Lingkunganmasyarakat yang mempunyai tradisi berjudi, membuka praktek pelacuran, gemarminum minuman keras, dan melakukan maksiat-maksiat lainnya merupakan contohlingkungan yang tidak baik.Lingkungan semacam ini jelas merugikan pembinaan akhlaq dan keagamaanmasyarakatnya, baik perempuan maupun laki-laki. Lingkungan yang dipenuhidengan praktek pelacuran tentu amat membahayakan pembinaan akhlaq waargaperempuannya. Biasanya warga laki-lakinya banyak yang lebih dulu terjerumussehinga kaum perempuan terdorong untuk lebih berani terjum dalam kesesatanseperti itu. Hal ini disebabkan kaum laki-lakinya tidak bisa diandalkansebagai pelindung kaum wanitanya.Memang tidak bisa dijadikan sebagai satu kepastian untuk menyimpulkan bahwasetiap perempuan yang tinggal di lingkungan yang buruk otomatis berakhlaqtidak baik. Beberapa contoh kita temukan dalam sejarah bahwa ada wanitayang tetap tegak dalam keyakinan tauhid walaupun berada di tengah-tengahlingkungan penuh dengan dosa dan kemusyrikan, Di antaranya adalah 'Aisyah,istri Fir'aun dan Masyithah, pelayan perempuan di istana Fir'aun. Keduaperempuan ini ternyata teguh dalam mengikuti ajaran Musa AS. Akan tetapi,perempuan-perempuan seperti mereka sulit kita dapatkan.Suami yang istrinya berasal dari lingkungan tidak baik mempunyai resikoamat besar karena akhlaq dan kebiasaan buruk yang telah mendarah dagingdalam diri sulit diubah dalam waktu relatif singkat.Seorang perempuan yang biasa mengangap pergaulan bebas dan pelacuransebagai hal yang lumrah dalam masyarakat, akan sulit menaati ketentuanagama yang melarang laki-laki dan perempuan bukan mahram bergaul bebas.Bila kelak dia menjadi istri dari suami yang lingkungan keluarganya taatberagama, akan terasa sulit dan berat baginya untuk mematuhi akhlaq agama.Ketika suaminya tidak di rumah, ia akan merasa tidak berdosa menerima temanlelakinya yang bebas berkunjung ke rumah. Bila suami menegur, ia akanmenjawab dengan enteng bahwa hal itu telah lumarah. Ia sama sekali tidakmau mengindahkan syari'at Islam, bahkan menganggapnya sebagai belenggu yangmenekan dirinya.Istri yang bersikap semacam ini jelas akan menimbulkan konflik dengansuaminya sehingga terjadi pertengakaran. Hal itu disebabkan istri engganmematuhi syari'at Islam yang dipandangnya bertentangan dengan tradisilingkungan yang tidak islami.Tak ada suami atau istri yang menghendaki rumah tangganya dipenuhipertengkaran dan perselisihan setiap hari. Pertengaran dan perselisihandalam rumah tangga mengakibatkan tekanan dan depresi bagi suami istri.Untuk mencegah hal ini, Islam memberikan tuntunan kepada kita agar dalammemilih calon istri hendaklah memperhatikan lingkungan tempat tinggalnya.Jadi, walaupun Hadits tersebut lemah, isi dan maksud Hadits di atas dapatdipergunakan sebagai pedoman umum sehingga kita lebih dapat berhati-hatidalam menilai akhlaq seorang perempuan. Kita dapat menjadikannya sebagaiperingatan agar kita lebih mengutamakan calon istri yang tinggal dilingkungan yang baik.Untuk mengetahui kualitas lingkungan tempat tinggal calon istri, kita dapatmengamati hal-hal yang berhubungan dengan:1. Tempat tinggalnya, yaitu apakah yang bersangkutan tinggal di lingkunganyang islami atau tidak. Kalau lingkungannya biasa digunakan sebagai tempatberjudi atau bermabuk-mabukan atau menyabung ayam dan maksiat lainnya, kecil kemungkinan orang yang tinggal di tempat semacam ini taat beragama.Sebaliknya, apabila ia tinggal di lingkungan yang rajin mengadakanpengajian, masjidnya ramai dengan shalat jama'ah, warga yang perempuanberpakaian muslimah, tidak terjadi pergaulan bebas antara laki-laki danperempuan yang bersangkutan taat beragama.2. Keluarganya, yaitu apakah keluargannya orang-orang yang taat menjalankansyari'at Islam atau tidak. Jika ia berasal dari keluarga yang tidak pedulidengan agama, misalnya tidak taat shalat, tidak taat puasa, tidak peduliakan halal dan haram dalam mencari nafkah, anggota keluarga yang perempuantidak berpakaian muslimah di luar rumah, atau tidak baik hubungannya dengantetangga atau kerabat dekatnya, kita harus berhati-hati agar kita selamatdari kemungkinan-kemungkinan tidak baik saat membina rumah tangga kelak.3. Lingkungan pendidikannya, yaitu lingkungan di mana dia memperolehpendidikan islami atau tidak.Ringkasnya, kaum laki-laki dalam memilih calon istri sebaiknyamemperhatikan aspek lingkungannya. Mereka sebaiknya lebih mengutamakanperempuan yang tinggal di lingkungan yang baik. Semakin baik lingkunganasalnya, akan semakin besar sumbangannya dalam mewujudkan pembinaan rumahtangga yang bahagia.***

03.Perawan
Disebutkan dalam Hadits berikut bahwa:Rasulullah SAW bersabda kepada Jabir ketika beliau kembali dari perangDzatur Riqa': "Wahai Jabir, apakah nanti kamu akan kawin?" Saya menjawab:"Ya, wahai Rasulullah." Sabdanya: "Dengan janda atau perawan?" Sayamenjawab: "Janda." Sabdanya: "Mengapa bukan perawan, supaya kamu dapatbergurau dengannya dan ia pun dapat bergurau denganmu?" Saya menjawab:"Sesungguhnya bapakku telah wafat saat perang Uhud, sedangkan beliaumeninggalkan tujuh anak perempuan kepada kami. Oleh karena itu, aku menikahdengan seorang janda perempuan yang 'mumpuni', ia dapat mengasuh mereka danmelakukan kewajiban terhadap mereka." Sabdanya: " Engkau benar, insyaAllah." (H.R. Bukhari dan Muslim)Penjelasan:Hadits tersebut memberikan dorongan kepada kaum laki-laki untuk memilihcalon istri yang perawan, yaitu perempuan yang belum pernah bersetubuh ataubelum pernah menikah.Perempuan-perempuan yang masih perawan belum pernah mengenal kemesraandengan laki-laki sehingga hatinya masih polos dan bersih. Ia tidak memilikikenangan masa lalu dengan laki-laki lain sehingga ketika ia bercengkeramadengan laki-laki yang baru menjadi suaminya, hati dan angan-angannya hanyatertuju kepada suami. Ia hanya merasakan sentuhan kemesraan dari laki-lakiyang menjadi suaminya. Seluruh perhatian, cinta, serta kasih sayangnyadicurahkan kepada suami tanpa membandingkan dengan laki-laki lain. Keadaansemacam inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits tersebutdengan sabdanya : "Engkau bisa bergurau dengannya dan dia pun bisa berguraumesra denganmu." Suasana semacam inilah yang dinyatakan Rasulullahkemungkinan besar hanya bisa tercipta dengan istri yang masih perawan.Laki-laki muslim sebaiknya berhati-hati terhadap perempuan yang pernahberpacaran atau gemar berganti pacar. Perempuan yang pernah berpacaranpernah mengenal kemesraan dengan laki-laki sehingga hatinya tidak polos dantidak bersih lagi. Ia sudah tentu memiliki kenangan masa lalu denganpacarnya sehingga ketika ia bercengkerama dengan suami, hati danangan-angannya tidak sepenuhnya tertuju kepada suaminya. Ia akanmembandingkan sentuhan kemesraan antara pacarnya dulu dengan suaminya.Selain itu, keperawanannya juga harus dipertanyakan karena tidak bisadipastikan sejauh mana ia berhubungan dengan pacarnya.Untuk mengetahui keperawanan calon istri seorang laki-laki dapat melakukancara-cara berikut ini:1. Menanyakan hal tersebut kepada yang bersangkutan ketika bermaksudmelamar.2. Menanyakan hal tersebut kepada keluarga atau kerabat atau tetanggadekatnya yang dinilai jujur, adil dan objektif.3. Melakukan pemeriksaan medis bilamana ingin memperoleh keyakinan bahwayang bersangkutan benar-benar perawan. Akan tetapi, cara semacam ini harusmendapat persetujuan dari perempuan yang bersangkutan, karena hal ini bisadianggap merendahkan martabatnya.Hadits Rasulullah SAW tersebut merupakan anjuran kepada laki-laki muslimuntuk memilih perempuan yang perawan sebagai istri, bukan larangan kepadalaki-laki muslim untuk memperistri perempuan janda. Rasulullah mengingatkanbahwa dengan memperistri perempuan perawan kemungkinan besar akan lebihdapat menciptakan suasana kemesraan yang lebih mendalam dibandingkan denganberistrikan perempuan janda.Oleh karena itu, laki-laki yang menginginkan suasana mesra dan perhatiansepenuh hati dari istrinya, hendaklah memilih perempuan yang masihperawan.***

04.Penyabar
Allah berfirman dalam Q.S. At-Tahriim ayat 11:"Allah menjadikan istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang berimanketika ia berkata: 'Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah disisi-Mu dalam syura; dan selamatkanlaj aku dari Fir'aun dan perbuatannya;dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim'".Penjelasan:Sabar dalam bahasa Arab artinya lapang dada menerima kepahitan, kesulitandan rintangan tanpa keluh kesah dan jengkel. Bila seseorang menggerutumenghadapi kesulitan, jengkel dan marah menghadapi rintangan. Dia dikatakantidak sabar.Maksud ayat tersebut ialah bahwa seorang istri yang sabar menghadapiperilaku buruk suaminya sangat membantu mempertahankan keutuhan rumahtangga. Dalam kasus tersebut, istri Fira'aun sangat sabar menerimakekejaman Fir'aun terhadap dirinya. Ia tetap tabah menghadapi kekejamansuaminya dan hanya pasrah pada Allah.Istri penyabar seperti istri Fir'aun yang Allah gambarkan pada ayattersebut tentu memberikan jasa sangat besar dalam memelihara keutuhan rumahtangga, kebahagiaan suami dan kegembiraan anak-anaknya. Ia tidak akan mudahmenceritakan kesulitan dan berbagai permasalahan yang akan menyedihkan danmecemaskan suaminya. Walaupun sebenarnya istri menyimpan kepahitan dalamhatinya, semua kesulitan dihadapinya dengan penuh ketabahan dan sikappasrah kepada Allah. Hal itu menjadikan rumah tangganya selalu dipenuhikegembiraan, keceriaan dan penuh tawa.Istri yang sabar tidak hanya memberikan semangat dan dorongan hidup kepadasuaminya dalam menghadapi segala macam tantangan dan rintangan, ia jugadapat menjaga kehormatan suami di hadapan anak-anak dan orang lain. Istriyang sabar tidak akan manceritakan sikap buruk suami kepada anak-anaknya,karena ia tidak ingin melibatkan anak-anaknya dalam persoalan yang tengahdihadapinya. Sebaliknya, ia selalu memuji akhlaq suaminya di hadapan anakdan orang tuanya. Sikap semacam ini akan menciptakan hubungan mesra dalamrumah tangga karena anak-anak selalu menaruh hormat kepada bapaknya.Sebaliknya istri yang pemarah, suka membantah dan suka memaki suaminya akanmenimbulkan konflik berkepanjangan dalam rumah tangganya. Bahkan konfliktersebut bisa melebar kepada anak-anak, orang tua dan mertuanya. Jika halini terjadi, pasti anak-anak dalam rumah tangga semacam ini akan mengalamistress dan kebingungan. Selain itu, tetangga pun akan merasa engganberdekatan dengan rumah tangga yang dipenuhi konflik. Mereka mungkin sajaturut merasakan ketegangan karena boleh jadi anak-anak yang berasal darikeluarga yang penuh konflik akan menimbulkan gangguan.Oleh karena itu, setiap laki-laki sangat perlu memperhatikan sifat calonistrinya, apakah dia bersifat penyabar atau pemarah, tabah menempuhkesulitan atau manja. Hal ini perlu diketahui sebab sifat-sifat burukbanyak berpengaruh dalam hidup berumah tangga. Bukankah tidak ada orangyang mau membangun rumah tangga dengan suasana penuh pertentangan,perselisihan dan permusuhan yang hanya akan menciptakan hidup penuh deritadan nestapa.Untuk mengetahui apakah calon istri penyabar atau tidak, dapat dilakukanpenyelidikan dengan cara-cara antara lain:1. Menanyakan hal tersebut kepada teman atau tetangga dekatnya yang jujurdan adil bagaimana sikap yang bersangkutan dalam menghadapi kesulitan,rintangan dan kepahitan. Misalnya, dengan mengamati sikapnya apabila adateman yang berbuat salah kepadanya, apakah dia cepat memarahi ataukahmenerimanya dengan tenang. Apabila ternyata dia bersikap tenang tanpamenunjukkan sikap jengkel atau marah berarti ia orang yang sabar.2. Mengamati dan mengujinya dengan beberapa hal berikut:2.1. reaksinya ketika disuruh menunggu;2.2. reaksinya ketika ditegur karena melakukan kesalahan;2.3. reaksinya ketika dihadapkan pada kesulitan;2.4. sikapnya ketika menghadapi anak kecil, orang tua, orang sakit, oranglanjut usia, dan lain-lain.Setiap suami ingin istrinya mempunyai kesabaran jauh lebih besar daripadadirinya. Dia ingin menjadikan istrinya sebagai tempat menumpahkan segalakeresahan hati dalam menghadapi problem kehidupan. Dia ingin agar istridapat menenangkan suami dengan kesabaran dari segala keresahannya sehinggasuami memperoleh kesegaran dan dorongan hidup lebih baik. Oleh karena itu,setiap laki-laki harus benar-benar mengutamakan calon istri yang penyabar.Insya Allah, segala tantangan dan kesulitan dalam rumah tangga akanteratasi dengan baik sehingga tercipta keluarga bahagia.

05.Memikat Hati
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 3 :"Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuanyang yatim (bilamana kamu mengawininya), kawinilah wanita-wanita (lain)yang kamu senangi, ..."Penjelasan:Ayat tersebut menyebutkan agar laki-laki memilih perempuan yang memikatatau menyenangkan hatinya sebagai istri. Kata-kata yang dipergunakan padaayat di atas yaitu "thaaba". Kata ini berarti :1. Baik, seperti dalam kalimat: "Hadzaa syaiun thayyib." (Ini adalah urusanyang baik). Kata thayyib berasal dari thaaba.2. Hatinya baik, seperti pada kalimat: "Hiya imra'atun thaabat nafsuha".(Perempuan ini baik hatinya).3. Ya, sebagai kata jawab, seperti dalam kalimat: "Thayyib, ana hadhir".(Ya, saya datang).Dari ketiga arti di atas kita dapat mengetahui bahwa arti kata thaaba padaayat tersebut adalah sifat baik hati, akhlaq dan kepribadian perempuan yangmembuat calon suaminya merasa tertarik dan senang. Tanpa adanyafaktor-faktor ini, rasa tertarik, senang dan terpikat tidak akan ada.Istri yang bisa membuat suaminya merasa senang dan tertarik akan semangatuntuk bersama-sama membangun rumah tangga yang sakinah dan damai. Tanparasa senang dan terpikat sulit akan tercipta kemesraan dan keintiman dalamhidup berumah tangga. Oleh karena itu, laki-laki yang hendak memilihseorang perempuan sebagai calon istrinya harus bertanya kepada dirinyasendiri apakah hatinya benar-benar merasa senang dan terpikat kepadaperempuan tersebut atau tidak. Ia harus jujur menghayati perasaannyasendiri dalam memperhatikan hal-ihwal perempuan yang diminati sebelummelamarnya, apalagi menikahinya.Daya tarik yang utama dan bertahan lama, bahkan sampai akhir hayat adalahdaya tarik akhlaq dan ketaatan perempuan yang bersangkutan kepada Allah danRasul-Nya. Adapun daya tarik lainnya adakalanya menyebabkan kebosanan ataukebencian di belakang hari. Kecntikan, misalnya, semakin lama akan memudar.Suami tidak menaruh cinta lagi kepada istrinya karena ia tidak cantik lagi,atau karena suatu musibah yang merusak kecantikan istri, suami tidak lagitertatik, bahkan menjauhinya. Daya tarik lainnya adalah kekayaan. Seoranglaki-laki memperistri seorang perempuan karena tertarik pada kekayaannya.Setelah menikah sekian tahun, harta kekayaan istri habis, sehingga suamikehilangan rasa tertarik terhadap istrinya. Oleh karena itu, yang akanmenjamin suami tertarik dan terpesona kepada istrinya secara langgengadalah daya tarik akhlaq dan ketaatan beragama seorang perempuan.Untuk memastikan apakah seorang laki-laki tertarik kepada calon istrinyaatau tidak, dia hendaklah menguji kejujuran hatinya berulang kali dengancara-cara antara lain:1. Membandingkannya dengan perempuan lain. Jika hatinya ternyata masihbimbang, berarti dia belum terpikat sepenuh hati kepada perempuan tersebut.2. Mengendapkan keinginannya lebih lama kepada perempuan tersebut sehinggadapat lebih diyakini ketertarikan dan kesenangan hatinya. Jika setelahbeberapa lama ternyata ia masih tetap tertarik dan menyenanginya, berartiperempuan tersebut mendapatkan nilai yang tinggi di dalam hatinya.3. Mengamati daya tarik perempuan tersebut dengan seksama apakah dayatariknya merupakan sifat-sifat asli atau sekedar polesan. Dengan mengetahuikeadaan sebenarnya, ketertarikan terhadap perempuan yang bersangkutan akanlanggeng karena benar-benar timbul dari dalam hatinya. Sebaliknya, jikadaya tarik perempuan itu hanya bersifat polesan, dia lebih baikmengundurkan diri, karena daya tarik yang sifatnya polesan tidak bertahanlama.Setiap laki-laki perlu memperhatikan aspek ini sebagai tolok ukur dalammenilai perempuan yang menjadi calon istrinya agar terhindar dari keadaanyang tidak diinginkan kemudian saat berumah tangga.Sering terjadi seorang laki-laki sangat kecewa dan menyesal karena istriyang dahulu dinilai memiliki sifat-sifat terpuji, terbukti memilikisifat-sifat sebaliknya. Sifat yang dulu ditampilkan di hadapan calonsuaminya ternyata hanya polesan. Akibatnya, wanita yang dipilih menjadiistrinya benar-benar dirasakan sebagai orang lain, bukan wanita yangdidambakanya sebelumnya. Kejadian semacam ini hanya meninggalkan rasaperih, kecewa, dan marah yang terpendam.Berikut ini kami kemukakan beberapa contoh perempuan yang memiliki dayatarik polesan atau semu:1. Seorang perempuan yang terlihat cantik karena bersolek. Karena setelahmenjadi istri ia tidak mampu membeli peralatan kecantikan, terlihatlahkeadaan aslinya. Suami melihat bahwa istri yang disangka benar-benar cantikalami ternyata tidak cantik. Kecantikannya hanya polesan belaka. Untukmempertahankan penampilannya suami harus mengeluarkan biaya banyak sehinggamenguras pendapatanya. Hal semacam ini menimbulkan kejengkelan dankemarahan sehingga ia membenci istrinya.2. Seorang perempuan dari status sosial yang terhormat tetapi sikapnyamerendahkan suaminya. Ia memandang suaminya yang harus menghormati dirinya,bukan dia yang harus menghormati suaminya. Pada awalnya suami tidak begitumerasa terhina oleh sikap istrinya, tetapi semakin lama suami merasakanbahwa dirinya tidak dihargai oleh istrinya sebagai kepala rumah tangga.Suami merasa kecewa dan jengkel kepada istrinya sehingga mereka semakinrenggang. Suasana semacam ini mengakibatkan rumah tangga tidak lagidipenuhi kecintaan dan kemesraan, yang ada hanyalah permusuhan yangtersembunyi.Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam rumahtangga Allah menegaskan dengan firman-Nya pada ayat di atas agar laki-lakimemilih perempuan yang benar-benar disenanginya dan memiliki daya pikatyang sejati. Ia jangan mudah tertipu penglihatan sepintas terhadapkecantikan, kekayaan, dan status sosial yang lebih banyak dibangkitkan olehselera rendah yang sifatnya sementara. Ia hendaklah benar-benar mengujihati nuraninya dengan cara-cara yang benar sehingga yakin bahwa perempuanyang hendak dijadikan istrinya benar-benar sesuai dengan hati nuraninya.Pengamatan jeli dan seksama dalam memilih calon istri yang sesuai dengantuntutan Islam merupakan hal utama yang harus ia lakukan.***
06.Amanah
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34:"...Oleh sebab itu, wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagimemelihara (dirinya dan harta suami) ketika suaminya tidak ada, karenaAllah telah (menyuruh) memeliharanya..."Disebutkan dalam Hadits berikut:Rasulullah SAW bersabda: "Sebaik-baik istri yaitu yang meyenangkanmu ketikakamu lihat; taat kepadamu ketika kamu suruh; menjaga dirinya dan hartamuketika kamu pergi". (H.R. Thabarani, dari 'Abdullah bin Salam)Penjelasan:Amanah yaitu tanggung jawab memenuhi kepercayaan orang kepadanya. Apa sajayang dipercayakan orang kepadanya dijaga dan ditunaikan dengansebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan pemberi kepercayaan.Ayat tersebut menjelaskan sifat istri yang baik, yaitu benar-benar bisamemelihara kehormatan dirinya pada saat suaminya tidak di rumah. Ia jugamenjaga dengan amanah harta benda suaminya selama dia tidak di rumah.Hadits di atas menjelaskan bahwa setiap istri dituntut untuk amanahterhadap suaminya dalam mengelola harta suami yang dipercayakan kepadanya.Seorang istri harus memiliki sifat amanah karena ia diberi kepercayaan olehsuaminya mengenai segala macam urusan diri dan keluarganya, bahkan seluruhrahasia suaminya. Suami bukan hanya mempercayakan harta kekayaan kepadanya,melainkan juga mempercayakan kehormatan dan keamanan anak-anaknya. Hal inimenuntut adanya sifat amanah istri sehingga ia tidak akan melakukankecurangan ketika suami tidak ada, atau menipu suaminya sehinggamenjerumuskannya ke dalam malapetaka. Misalnya, karena kekurangan uangbelanja ia menyebarkan hal tersebut kepada orang lain, atau menyampaikanaib suami kepada orang lain sekalipun tidak bermaksud jahat. Hal semacamini sudah merupakan tindakan khianat istri kepada suami.Istri yang amanah tentu tidak akan mengabaikan tanggung jawabnya menjagadan memelihara segala hal yang dipercayakan kepadanya. Ia akan memeliharasuasana rumah tangga penuh rasa kasih sayang dan cinta.Sungguh sangat besar bahaya istri yang tidak amanah bagi keselamatan dankeamanan suami. Istri yang curang dalam menggunakan harta kekayaan suamiakan memberatkan suami dalam mencari pemenuhan kebutuhan keluarga. Istriyang tidak dapat menyimpan cacat cela dan rahasia suami akan merusakkehormatan suaminya. Istri yang tidak dapat menjaga anak-anak suaminyadengan baik akan menyusahkan suami dalam membina kehidupan anak-anaknyamenjadi orang yang shalih. Istri yang tidak amanah akan menimbulkanketegangan dan perselisihan karena hal yang diamanahkan kepadanya tidakdijaga dengan baik.Oleh karena itu, setiap laki-laki yang ingin memperistri seorang perempuanharus benar-benar memperhatikan ada tidaknya sifat amanah pada calonistrinya. Jika ternyata ia seorang perempuan yang kurang baik amanahnya dankecil harapan untuk diperbaiki, perempuan semacam ini sebaiknya tidakdijadikan istri.Untuk mengetahui apaah calon istri amanah atau tidak, dapat dilakukanupaya-upaya berikut:1. Menanyakan kepada kerabat atau tetangga atau teman dekatnya yang jujurdan berakhlaq baik apakah dia orang yang dapat dipercaya bila diberikepercayaan mengurus dan menyimpan sesuatu atau tidak.2. Menyelidiki perilakunya apakah ia dapat dipercaya dalam melaksanakankepercayaan orang kepadanya atau tidak. Misalnya dengan mengamati sikapnyabila dititipi uang apakah ia dapat dipercaya atau tidak. Bisa juga denganmengamati apakah ia selalu memenuhi janji dengan baik atau tidak bilaberjanji.3. Menyelidiki perilaku keluarganya berkenaan dengan sifat amanah apakahkeluarganya dapat dipercaya dalam menjaga harta titipan dan selalu memenuhijanji atau tidak. Dengan bercermin pada keadaan keluarganya besarkemungkinan yang bersangkutan juga menjadi perempuan yang amanah.Sebaliknya, jika keluarganya dikenal sebagai orang yang tidak dapatdipercaya, kemungkinan anaknya begitu.Jadi, karena istri yang amanah sangat berperan penting dalam menciptakankehidupan keluarga yang baik, laki-laki yang ingin membina rumah tanggaharus selalu mengutamakan istri yang amanah. Dengan istri yang amanah insyaAllah kehidupan keluarga tidak akan banyak beban sehingga tercipta keluargayang sakinah.***

07.Tidak Bersolek Bila Keluar Rumah
Disebutkan dalam Hadits berikut:"Wanita-wanita yang gemar minta cerai dan wanita-wanita pesolek (di luarrumah) adalah wanita-wanita munafik". (H.R. Abu Nu'aim)Penjelasan:Maksud Hadits di atas ialah perempuan yang suka bersolek ketika keluarrumah adalah perempuan munafik. Orang munafik perkataannya tidak bisadipercaya, janjinya tidak bisa dipegang dan kejujurannya tidak dapatdipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, perempuan yang suka bersolek ketikakeluar rumah berarti memiliki sifat-sifat buruk.Sifat perempuan dalam menampilkan dirinya macam-macam. Ada perempuan yangsuka bersolek, ia dapat memoles dirinya dengan baik sehingga terlihatcantik dan kekurangannya tertutupi. Tindakannya bertujuan untuk menawanhati orang lain, terutama lawan jenisnya. Perempuan semacam ini disebutmunafik karena selalu berpura-pura dalam menampilkan dirinya danmenyembunyikan keadaan sesungguhnya.Selain itu,ada perempuan yang tampil apa adanya, ia tidak mau mengenakanmacam alat kecantikan. Ia selalu menampakkan dirinya dengan polos, tetapimemperlihatkan budi pekerti yang baik dan akhlaq yang terpuji. Iaberpakaian sederhana apa adanya. Perempuan semacam ini lebih mengutamakankecantikan dan keindahan batin daripada keindahan lahirnya.Di antara dua sifat perempuan tersebut, perempuan yang tampil apa adanya,polos, dan sederhana itulah yang berakhlaq baik. Perempuan semacam inilahyang seharusnya menjadi pilihan laki-laki beriman untuk dijadikan istri. Iabisa diharapkan untuk bersama-sama membangun rumah tangga yang penuhkedamaian, keceriaan, kasih sayang dan kebahagiaan.Istri yang bersolek bila keluar rumah termasuk wanita munafik karena iaberusaha terlihat cantik di mata orang lain, bukan di hadapan suaminya. Iaakan membuat hati suami selalu dibayangi kebimbangan. Suami menjadi selalukhawatir jangan-jangan istrinya tidak dapat menjaga dirinya dari rayuanlaki-laki lain atau bercengkerama dengan laki-laki lain ketika dia tidak dirumah. Ia juga bimbang bila memberi uang belanja karena mungkin sekaliistrinya menghamburkannya di luar pengetahuan suami. Ia juga sulitmempercayai apa yang dibicarakan istrinya. Kebimbangan semacam ini tentudapat mengganggu ketentraman dalam rumah tangga, bahkan bisa memicupertengkaran.Istri pesolek menimbulkan beban psikologis bagi suami. Kegemarannyabersolek bila keluar rumah bisa mengundang selera laki-laki lain terhadapdirinya. Hal ini tentu akan menimbulkan salah paham dengan suaminya. Suamiakan merasa curiga setiap saat sehingga timbul pertengkaran dalam rumahtangga.Selain beban psikologis, istri pesolek juga akan menimbulkan banyak problembagi suaminya karena kegemarannya bersolek menyebabkan suami harusmengeluarkan banyak uang. Hal semacam ini tentu akan membebani suami, bilapendapatan suami hanya cukup untuk makan sehari-hari.Karena begitu besarnya kendala beristri perempuan pesolek, seorang lelakihendaklah lebih dahulu meneliti dan mencermati calon istrinya. Jikaternyata dia seorang yang benar-benar gemar bersolek, bahkan biasa bersoleksejak kecil, hendaklah ia mempertimbangkan dengan seksama apakah ha ituakan menimbulkan malapetaka atau tidak bagi dirinya kelak. Jikakegemarannya besolek bukan kebiasaan sejak kecil, melainkan sekedarpengeruh teman dan ada harapan untuk diperbaiki, ia harus tetapmempertimbangkan pemilihannya, sebab boleh jadi pengaruh temannya akanmenjadi kebiasaan. Ia harus benar-benar bersikap objektif dalam menilaikemampuannya mengayomi perempuan tersebut. Langkah terbaik adalahmendasarkan pilihannya sesuai dengan tuntunan syari'at Islam supaya kelaktidak menyesal.Untuk mengetahui apakah calon istri pesolek atau bukan, dengan mudah dapatdilihat dari penampilannya sehari-hari. Bila ia menampilkan diri secarapolos dan sederhana walaupun sebenarnya dia berkecukupan, wanita semacamini termasuk bukan pesolek. Akan tetapi, jika ia tampil dengan polos hanyakarena keadaan ekonominya lemah, hal ini perlu dipertimbangkan dandiselidiki lebih jauh. Kita perlu meneliti lebih jauh penampilannya padasaat-saat tertentu, misalya pada saat menghadiri acara pesta perkawinan,wisuda dan lain-lain, apakah tetap tampil apa adanya atau bersolek di luarkebiasaannya.Ringkasnya, setiap laki-laki hendaklah memperhatikan masalah ini denganseksama agar kelak tidak menyesal dalam membina rumah tangga denganperempuan yang didambakannya. Hal ini perlu dilakukan jika ia menghendakirumah tangga yang dipenuhi dengan keharmonisan, kemesraan dan kebahagiaan.Oleh karena itulah, ia hendaklah berhati-hati agar tidak memilih perempuanyang gemar bersolek bila keluar rumah.***

08.Kufu' dalam Beragama
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits-Hadits berikut:"Wahai Bani Bayadhah, kawinkanlah (perempuan-perempuan kamu) dengan AbuHind; dan kawinlah kamu dengan (perempuan-perempuan)nya." (H.R. Abu Dawud)"Orang-orang Arab satu dengan lainnya adalah kufu'. Bekas budak satu denganlainnya adalah kufu' pula." (H.R. Bazar)"Sesungguhnya Allah memuliakan Kinanah di atas Bani Isma'il dan memuliakanQuraisy di atas Kinanah dan memuliakan Bani Hasyim di atas Quraisy danmemuliakan aku di atas Bani Hasyim...Jadi, akulah yang terbaik di atas yangterbaik." (H.R. Muslim)Penjelasan:Kata kufu' artinya sepadan atau setara. Dalam pengertian adat-istiadat,kufu' ialah kedudukan setara antara calon suami dengan calon istri, baikdalam urusan agama, keturunan, nasab, maupun kedudukan sosial dan ekonomi.Bila calon pasangan dalam hal-hal tersebut setara, maka mereka disebutkufu'.Hadits-hadits di atas memberikan penjelasan kufu' dalam pandangan syari'atIslam. Hadits pertama menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan BaniBayadhah untuk mengawinkan anak-anak perempuannya dengan laki-laki dariketurunan Abu Hind. Klen Abu Hind ini dikenal sebagai pengrajin. Profesipengrajin di lingkungan Arab dipandang rendah sehingga keturunan merekadinilai tidak kufu' dengan keturunan Bani Bayadhah.Hadits kedua menjelaskan bahwa semua suku Arab kufu' sehingga tidak alasanbagi suatu suku tertentu merasa lebih tinggi daripada suku lain.Hadits ketiga menjelaskan bahwa suku yang paling mulia dilingkungan bangsaArab adalah Quraisy, sedangkan klen yang paling mulia di lingkungan sukuQuraisy adalah Bani Hasyim dan warga Bani Hasyim yang paling mulia adalahNabi Muhammad SAW.Hadits ketiga ini tidak menunjukkan adanya pembenaran bahwa suku selainQuraisy tidak kufu' dengan suku Quraisy, atau klen selain Bani Hasyimtidak kufu' dengan klen Bani Hasyim, sehingga antara laki-laki danperempuan yang berbeda suku atau klen tidak boleh menikah. Oleh karena itu,tidak ada pembenaran bagi mereka untuk menolak kawin dengan suku atau klenmana saja dengan alasan status sosialnya tidak kufu'.Bila perkawinan antar klen atau suku yang tidak kufu' dilarang, tentu sajatidak akan ada laki-laki yang dipandang kufu' menjadi suami putri-putriRasulullah, sebab Rasulullah SAW adalah orang yang paling mulia dilingkungan klen Bani Hasyim. Kenyataannya, putri Rasulullah diperistri olehlaki-laki yang klen atau keluarganya lebih rendah . Ummu Kultsum contohnya,diperistri oleh 'Utsman bin 'Affan yang klennya lebih rendah daripada BaniHasyim, dan Fathimah diperisteri oleh 'Ali yang keluarganya lebih rendahdaripada keluarga Rasulullah SAW. Hal ini membuktikan bahwa anjuran agarmencari pasangan yang kufu' maksudnya bukanlah kufu' dalam pengertiannasab, kedudukan sosial ekonomi, suku atau keluarga, melainkan kufu' dalamberagama.Mengapa hanya agama yang menjadi tolok ukur kufu' untuk memilih istri?Karena agama merupakan bekal utama yang melandasi kemampuan dan tanggungjawab seorang perempuan untuk menjadi istri yang shalihah.Kufu' dalam beragama ini ialah kualitas akhlaq dan ketaatan beragama calonpasangan benar-benar setara. Apabila suami lebih baik, sedang istri kurang,keduanya dikatakan kurang kufu'. Sebaliknya, jika istri lebih baik, iadikatakan tidak kufu' sebab suami dituntut memiliki kualitas lebih baikatau setidak-tidaknya setara.Islam menganjurkan memilih istri yang kufu' dalam beragama agar kelaktercipta suasana sakinah dan mawaddah dalam hidup berumah tangga. Bilaantara suami istri terdapat perbedaan-perbedaan mencolok dalam bidangakhlaq dan ibadah, apalagi istri jauh lebih rendah daripada suami, hal inisemacam ini akan menghambat upaya menciptakan rumah tangga yang dipenuhikemesraan, kebahagiaan, dan penuh tanggung jawab kepada Allah. Demikianlah,karena istri yang tidak kufu' memiliki pandangan yang berbeda dalam menilaibaik buruk suatu masalah sehingga dalam rumah tangga muncul dua norma yangbisa berbeda. Hal ini sangat berbahaya bagi pembinaan akhlaq suami istridan anak-anaknya. Bukanlah tujuan setiap orang membina rumah tangga adalahuntuk memperoleh kebahagiaan sebesar-besarnya di dunia dan keselamatan diakhirat kelak? Kalau tujuan semacam ini tidak dapat diwujudkan, yang akanterjadi adalah perselisihan yang menyebabkan perderitaan.Untuk mengukur kufu' atau tidaknya calon istri, perlu diadakan pengamatandan penelitian seksama. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh, antara lain :1. Menanyakan akhlaq dan ibadah perempuan tersebut kepada teman-temandekatnya atau tetangga dekatnya yang adil dan jujur dalam menilai orang.2. Mengamati akhlaq dan ibadah keluarga perempuan yang bersangkutan. Bilakeluarganya ahli ibadah dan baik akhlaqnya, kemungkinan besar akhlaqperempuan tersebut seperti keluarganya.Adapun kufu' dalam bidang lain, seperti tingkat pendidikan, sosial, ekonomidan lain-lain bukan merupkan masalah pokok yang dapat menghalangi upayapenciptaan rumah tangga yang sakinah dan mawaddah. Masalah-masalah semacamitu dapat diatasi dengan cara melakukan peningkatan secara bertahap daripihak yang bersangkutan.Istri yang pendidikannya jauh lebih rendah daripada suami, misalnya. Tetapimemiliki kecerdasan yang cukup untuk menambah ilmunya, baik secara otodidakmaupun melalui kursus-kursus, dapat mengimbangi kedudukan suami. Begitupula istri yang berasal dari kalangan ekonomi rendah tetapi memilikipendidikan yang cukup, kedudukannya otomatis akan terangkat sehinggakedudukannya setara dengan suaminya. Begitu juga dalam hal kedudukan sosialdan lainnya, istri dapat mencapai kesetaraan selama suami mau menerima danmengusahakan peningkatan kualitas dirinya.Akan tetapi, berbeda sekali bila calon istri akhlaqnya rendah danperilakunya dalam beragama rusak. Perbaikan dan peningkatan dalam hal inisangat berat sebab untuk mengubah akhlaq yang buruk menjadi baik bukanlahpekerjaan yang mudah dilakukan, bahkan dapat mempengaruhi yang baik menjadirusak. Itulah sebabnya Rasulullah SAW, juga para ulama mengingatkan agarlaki-laki yang hendak menikah benar-benar memperhatikan masalah kualitasagama calon istrinya.Jadi, walaupun masalah kufu' di luar aspek agama tidak menjadi tuntutanpokok, patut juga kita perhatikan hal tersebut dengan baik agar kita lebihmudah menciptakan keluarga yang bahagia, penuh ketenangan dan sejahtera.Kita sebaiknya berusaha untuk mendapatkan pasangan yang kufu' dalam seluruhaspek mencakup akhlaq, ibadah, pendidikan, kedudukan sosial, ekonomi, danlatar belakang kultur. Semakin banyak persamaan antara calon pasangan, akansemakin mudah kita membina kesatuan dalam keluarga. Inilah yang harus kitausahakan agar tujuan kita mewujudkan rumah tangga yang penuh keberkahan,kebahagiaan dan ketenangan tercapai.***

09.Tidak Materialis
Dalam Hadits berikut disebutkan:Dari Ibnu 'Abbas ra, ujarnya: Rasulullah SAW bersabda: "Ada empat perkara,siapa mendapatkannya berarti kebaikan dunia dan akhirat, yaitu hati yangselalu bersyukur, lisan yang selalu berdzikir, bersabar ketika mendapatkanmusibah, dan perempuan yang mau dikawini bukan bermaksud menjerumuskan(suaminya) ke dalam perbuatan maksiat dan bukan menginginkan hartanya."(H.R. Thabarani, Hadits Hasan)Disebutkan juga dalam Hadits berikut bahwa:Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya wanita yang membawa berkah yaitubilamana ia mudah dilamar, murah maskawinnya, dan subur peranakannya."(H.R. Ibnu Hibban, Hakim, dan lain-lain, dari 'Aisyah).Penjelasan:Materialis adalah sifat lebih mengutamakan materi dan cenderung tidak maumengeluarkan hartanya untuk kepentingan orang lain atau kepentingankebajikan umum.Wanita materialis mengukur derajat dan martabat seorang laki-lakisemata-mata dari sisi harta kekayaannya. Ia mau menjadi istri seseorangasalkan yang bersangkutan mampu memenuhi tuntutan-tuntutan materinya. Iaselalu medambakan kemewahan dan bertumpuknya harta kekayaan tanpamempedulikan halal dan haramnya.Maksud Hadits pertama ialah perempuan yang baik dijadikan istri antara lainkarena tidak bermaksud mengejar harta dan tidak pula menjerumuskan suaminyauntuk melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Misalnya mendorong suaminya untukmencari harta sebanyak-banyaknya walaupun dengan cara haram atau hanyamengeruk harta kekayaan suami dan meninggalkannya bila suami jatuh miskin.Hadits kedua menerangkan bahwa salah satu ciri wanita yang tidakmaterialis. Perempuan semacam ini kelak akan membawa berkah bagikeluarganya karena mau menerima keadaan suami sehingga tidak menyulitkansuaminya dalam memenuhi kebutuhan keluarga kelak. Sikap semacam inilah yangdapat menciptakan suasana keluarga penuh dengan rasa riang dan bahagia.Dalam memilih calon istri kita diperintahkan agar mencari wanita yang ridhamenerima mahar sedikit, walaupun laki-laki dianjurkan untuk memberikanmahar yang banyak kepada calon istrinya seperti yang disebutkan dalam Q.S.An-Nisaa' ayat 4 :"Berikanlah maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi) dengan maskawin yangmenyenangkan ..."Untuk mengetahui apakah calon istri materialis atau tidak, dapat dilakukancara-cara antara lain:1. Menanyakan kepada teman-teman dekatnya atau tetangga dekatnya tentangsikap-sikapnya dalam bidang materi. Misalnya, kita teliti apakah dia senangberteman dengan orang-orang kaya saja atau juga dengan orang-orang miskin.Kita amati sikapnya apakah mau meminjamkan sesuatu kepada orang yang miskinatau hanya mau meminjamkan sesuatu kepada yang kaya. Kita amati juga apakahdalam menilai keadaan seseorang ia hanya melihat sisi materinya atau ialebih memperhatikan sisi akhlaq dan kepandaiannya.2. Mengamati pola kehidupan keluarganya apakah mereka hanya bergaul denganorang-orang kaya atau dengan semua kalangan.3. Mengujinya dengan memberikan hadiah yang murah apakah apakah ia memberikomentar menyepelekan atau tidak.Dengan cara-cara ini diharapkan laki-laki yang akan mempersunting seorangperempuan dapat mengetahui dengan jelas apakah sifatnya materialis atauqana'ah (menerima apa adanya) dan menjauhi kemewahan.Laki-laki yang bertujuan mewujudkan keluarga islami dalam rumah tangganya,hendaklah benar-benar memilih calon istri yang tidak materialis. Hal inidimaksudkan agar keluarganya dapat hidup berbahagia, sejahtera, penihketentraman, kasih sayang sesuai dengan peraturan Islam.***

10.Senang Menyambung Ikatan Kerabat
Dalam Hadits berikut disebutkan:Dari Maimunah ra, sesungguhnya ia telah memerdekakan salah seorang budakperempuannya tanpa lebih dahulu minta izin kepada Nabi SAW. Ketika tibasaat Nabi bergilir kepadanya, ia berkata: "Wahai Rasulullah, apakah Tuantahu bahwa saya telah memerdekakan budak perempuanku?" Sabdanya: "Apakahengkau telah melakukannya?" Jawabnya: "Ya" Sabdanya: "Alangkah baiknyakalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepada paman-paman dari pihakibumu karena pahalanya akan lebih besar bagi dirimu." (H.R. Bukhari,Muslim, Abu Dawud, dan Nasa'i)Penjelasan:Perempuan yang baik untuk dijadikan istri adalah perempuan yang sukamenjalin ikatan silahturahmi dengan keluarga dan kerabat.Hadits di atas menceritakan bahwa ketika Maimunah memberitahu RasulullahSAW, bahwa dirinya telah memerdekakan budak miliknya, beliau bersabda:"Alangkah baiknya kalau budak perempuan itu engkau hadiahkan kepadapaman-paman dari pihak ibumu." Ini berarti bahwa Rasulullah SAW lebihmenekankan perlunya mempererat ikatan kekerabatan daripada sekedarmembebaskan budak.Peranan seorang istri sangat besar dalam mempererat hubungan suaminyadengan keluarga dan kerabatnya. Bila seorang istri suka menjaga danmemelihara hubungan dengan kerabat-kerabatnya, baik dari pihaknya sendirimaupun dari puhak suaminya, jaringan hubungan kekeluargaan akan menjadiluas, sehingga memudahkan mereka untuk saling menerima dan memberi bantuan.Kebanyakan orang, terutama para istri, tidak suka bila dia harus membantuatau menanggung beban hidup orang lain. Mereka lebih mengutamakan kesejahteraan keluarganya daripada membantu kerabat atau keluarga besarnya.Umumnya, perempuan lebih mengutamakan diri dan anak-anaknya dan cenderungkurang peduli dengan keluarga besarnya. Mereka khawatir kalau terlalubanyak membantu keluarga besar, kepentingannya tidak terpenuhi. Hal inilahyang sering merintangi para istri untuk bersikap lebih dermawan kepadakeluarga besarnya, apalagi kepada keluarga besar suaminya.Kita tak boleh merasa tidak memerlukan uluran tangan keluarga atau kerabatkita, karena sikap semacam ini hanya merugikan diri sendiri. Walaupunkeluarga kita berkecukupan, kita harus ingat bahwa kekayaan tidak bisadinikmati selamanya. Peristiwa-peristiwa mendadak yangbisa menghancurkankekayaan dan kesejahteraan, tidak dapat kita duga datangnya. Hal semacamini kemungkinan besar tidak dapat kita atasi sendiri sehingga memerlukanbantuan orang lain. Oleh karena itu siapakah yang kita harapkan dapatmemberikan bantuan jika bukan dari keluarga besar kita sendiri.Sebuah keluarga kaya misalnya, mereka merasa tidak memerlukan bantian lagidari keluarga besarnya, lalu bersikap acuh dan merendahkan. Suatu ketikakeluarga ini mengalami malapetaka, misalnya rumahnya terbakar habissehingga tidak tersisa harta sedikitpun. Pada saat semacam ini, siapakahyang diharapkan untuk segera memberikan bantuan kepada dirinya jikahubungannya dengan keluarga besarnya tidak baik? Dia akan menderita danputus asa karena tidak ada orang yang bisa diharapkan pertolongannya. Iatidak bisa berharap kepada keluarga besarnya karena selama ini tidak maupeduli kepada mereka.Untuk mengetahui seberapa jauh minat dan hasrat calon ustri terhadap upayapemeliharaan ikatan silahturahmi dengan keluarga, kita dapat menempuhcara-cara antara lain:1. Menanyakan kepada kerabat dekatnya apakah yang bersangkutan kenal, akrabdan sering berkunjung atau tidak.2. Menanyakan kepada teman-teman perempuannya atau tetangga sekitarnyaapakah dia berhubungan baik dengan mereka atau tidak.Karena pentingnya keluarga besar dan kerabat bagi setiap keluarga, kitawajib memperhatikan calon istri kita seberapa jauh ia mempedulikan kerabatdan keluarga besarnya. Bila yang bersangkutan adalah orang yang selalumemelihara dan menyuburkan ikatan silahturahmi dengan keluarga dankerabatnya, perempuan semacam ini baik dijadikan istri dan akan membawaberkah dalam membangun rumah tangga kelak. Sebaliknya, jika dia tidakpeduli dengan ikatan kekeluargaan, kemungkinan besar perempuan semacam initidak akan memberikan berkah dalam keluarga suaminya. Oleh karena itu,carilah istri yang suka memelihara ikatan silaturahmi

11.Pandai Menyimpan Rahasia
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits berikut :"Sungguh wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah yang subur, besarcintanya, teguh memegang rahasia,..." (H.R. Thusy)Penjelasan:Hadits tersebut menerangkan ciri-ciri perempuan yang baik untuk dijadikanistri, salah satunya ialah pandai menyimpan rahasia.Rahasia adalah sesuatu yang tidak patut diketahui oleh orang lain. Apabilasesuatu yang diketahui oleh orang lain dapat menimbulkan kemarahan yangbersangkutan atau mengancam kepentingannya atau membuat malu, hal tersebutitu disebut rahasia.Rahasia ada bermacam-macam, antara lain rahasia rumah tangga, rahasiakantor, rahasia bisnis, rahasia partai, rahasia negara, dan lain-lainnya.Semua rahasia tidak patut dibocorkan kepada orang lain karena hal semacamitu akan merugikan orang yang bersangkutan.Kerugian yang diderita oleh orang lain tentu bergantung padapermasalahannya. Jika permasalahannya sangat peka karena menyangkutkeamanan negara dan masyarakat, bahayanya pun akan sangat besar. Jikarahasia itu menyangkut pribadi seseorang, hal itu akan sangat merusakkredibilitasnya.Seorang laki-laki dalam memilih istri harus memperhatikan sifat-sifat yangbersangkutan apakah ia termasuk orang yang pandai menyimpan rahasia atautidak. Hal ini perlu dilakukan, karena orang-orang yang tidak bisa menjagalidahnya, tidak akan memperhatikan kerahasiaan suatu masalah yangdibicarakan. Apa saja yang diketahuinya dilontarkan kepada orang lain. Halini semacam ini tentu saja akan sangat merugikan kepentingan suami.Seorang perempuan yang pandai menyimpan rahasia suami atau keluarganya akandapat menjaga kehormatan suami dan keluarganya dengan baik, apalagi bilarahasia tersebut menyangkut kepentingan umum. Sebaliknya, istri yang tidakpandai menjaga rahasia suami dan keluarganya, tentu akan membuat aib bagisuami dan keluarganya, bahka dapat membahayakan keselamatan jiwa mereka.Seorang istri yang tidak pandai menjaga kehormatan dan kewibawaankeluarganya di hadapan orang lain atau di tengah masyarakat adalah orangyang kepribadiannya tidak sehat.Istri yang tidak pandai menyimpan rahasia suami bisa merugikan nama baiksuaminya. Misalnya, istri seorang pejabat yang mengurus kepentinganpemeriksaan pajak yang tidak pandai menjaga rahasia tugas suaminya akanmerugikan kredibiltas suami. Ketika suami melakukan pemeriksaan pajak atauseorang pengusaha dan ditemukan adanya pelanggaran pengusaha tersebut dalamperpajakan, sehingga yang bersangkutan akan dapat dikenakan sangsi pidana,istri membocorkan rahasia tersebut kepada pengusaha yang diperiksasuaminya.Istri yang tidak pandai menyimpan rahasia suami sangat membahayakankeselamatan suami dan keluarganya karena bisa saja rahasia penting suamidan keluarganya diketahui oleh orang lain, padahal tersiarnya rahasiatersebut dapat membahayakan keselamatan jiwa suami dan keluarganya.Misalnya, suaminya seorang petugas reserse yang tengah mengejar seseorangyang dianggap pengacau keamanan negara. Istri kemudian membocorkan hal inikepada orang lain sehingga sampailah beritanya kepada yang bersangkutan.Sikap istri ini boleh jadi menyebabkan buron yang sedang dicari suaminyamelarikan diri atau berusaha membunuh pengejarannya. Jika terjadi hallsemacam ini, tentulah keamanan dan keselamatan suaminya dalam bahaya.Pada masa Muhammad Hatta menjadi wakil presiden RI tahun 1951, beliaudengan Safrudin Prawiranegara sebagai menteri keuangannya mengambilkebijaksanaan memotong nilai uang sampai 50%. Uang yang nilainya Rp. 5,- keatas dipotong 50%. Kebijakan ini diputuskan oleh kabinet yang sidangnyadipimpin oleh wakil presiden Muhammad Hatta.Beberapa hari kemudian setelah sidang ini, pemerintah mengumumkan kebijakantersebut. Pada saat keluar pengumuman tersebut, istri Bung Hatta berkatakepada beliau, mengapa dia tidak diberi tahu bahwa pemerintah merencanakanpemotongan uang sehingga nilainya tinggal 50%. Atas pernyataan istrinya,Bung Hatta tidak menanggapi. Menurut Bung Hatta, hal ini menyangkut rahasianegara dan menjadi kepentingan umum harus disimpan begitu rupa, sekalipunterhadap istrinya.Sikap Bung Hatta semacam ini patut menjadi pelajaran bagi kita betapapentinya kehati-hatian seseorang dalam menjaga rahasia walaupun terhadapistrinya sendiri jika masalahnya menyangkut kepentingan negara ataumasyarakat. Sudah tentu Bung Hatta tidak bermaksud tidak mempercayaiistrinya. Beliau menilai bahwa persoalan yang dirahasiakannya jauh lebihpenting dibandingkan dengan hubungan seorang suami dengan istrinya.Untuk mengetahui apakah calon istri pandai menyimpan rahasia atau tidak,perlulah diadakan penelitian terhadap yang bersangkutan. Cara-cara yangdapat ditempuh antara lain:1. Menanyakan hal tersebut kepada teman-teman perempuan dekatnya. Bilamenurut teman-temannya ia ternyata tidak mampu menjaga rahasia dan sifatnyatidak bisa diperbaiki, sebaiknya ia tidak dipilih menjadi istri. Misalnya,dengan menanyakan apakah dia bisa memegang rahasia bila temannya berceritakepadanya dengan pesan agar tidak disampaikan kepada siapa pun, atau apakahdia sering menceritakan aib seseorang kepada teman-temannya.2. Mengujinya dengan menceritakan sesuatu yang dianggap rahasia, kemudiandiselidiki apakah dia menyebarkan kepada orang lain atau menyimpannya untukdirinya sendiri.Setelah melakukan upaya untuk mengetahui kemampuan calon istri menyimpanrahasia dan terbukti calon istri seorang yang bisa menjaga rahasia, ia bisadipercayai sebagai istri yang baik. Perlu kita ketahui bahwa orang yangkita percayai sebagai istri bukan hanya dipercaya sebagai teman untukmemenuhi kebutuhan biologis, melainkan juga dipercaya sebagai sahabat dalamsegala urusan pribadi yang menyangkut semua aspek kehidupan suami. Bilaistri dapat memenuhi persyaratan semacam ini, suami akan terbantu dalammengemban tugas-tugas penting dalam kerjanya, apalagi tugas-tugas yangpenuh rahasia. Insya Allah, ia akan mampu menjaga martabat dan kehormatansuaminya di hadapan orang lain dan di tengah masyarakat.Jadi, karena menyimpan rahasia merupakan hal yang tidak mudah dilakukanoleh kebanyakan orang, laki-laki harus memperhatikan hal itu. Ia seharusnyamemilih calon istri yang pandai menyimpan rahasia. Insya Allah, segalakekurangan dan aib rumah tangga tidak akan pernah diketahui orang lain,sekalipun mertua atau kerabat dekatnya.***

12.Subur
Disebutkan dalam Hadits berikut:"Kawinlah dengan perempuan pecinta lagi bisa punya anak banyak (subur) agaraku dapat membanggakan jumlahmu yang banyak di hadapan para nabi pada harikiamat nanti." (H.R. Abu Dawud dan Nasa'i)Dari Ma'qil bin Yasar, ujarnya : Seorang laki-laki datang kepada RasulullahSAW, lalu ujarnya : "Wahai Rasulullah, saya telah mendapatkan seorangperempuan dari keturunan terhormat, kedudukan sosialnya tinggi, danberharta, namun mandul. Bolehkah saya mengawininya?" Beliau melarangnya.Orang itu datang lagi kedua kalinya dan berkata kepada beliau sepertisemula. Ia datang untuk ketiga kalinya, kemudian Rasulullah SAW bersabdakepadanya : "Kawinilah oleh kalian wanita yang rasa cintanya besar dansubur, karena kelak aku akan membanggakan kalian di hadapan umat-umatlain." (H.R. Abu Dawud, Nasa'i dan Hakim)Penjelasan:Kesuburan seorang perempuan ditentukan dari kemampuannya melahirkan anak.Seorang perempuan yang tidak dapat melahirkan anak banyak dikatakan kurangsubur. Ukuran banyak menurut bahasa Arab adalah jumlah lebih dari dua.Rasulullah SAW mengatakan bahwa perempuan yang subur telah memberikan darmabakti yang sangat besar kepada agama. Darma bakti yang diberikan bukanhanya untuk kepentingan duniawi, melainkan juga untuk kepentingan ukhrawi.Rasulullah menyatakan bahwa beliau di akhirat kelak akan mengumumkanperasaan bangganya di hadapan para nabi lain karena beliau mempunyai umatyang terbanyak di antara mereka.Untuk dapat memperoleh umat yang terbanyak inilah Rasulullah SAW sangatmenganjurkan supaya kaum muslimin mempunyai anak banyak. Agar maksud initercapai, kaum laki-laki muslimin hendaklah mengutamakanperempuan-perempuan yang subur memiliki kelebihan dunia dan akhiratdibandingkan dengan perempuan yang tidak subur.Hadits tersebut dengan tegas memberikan petunjuk kepada para istri agarmemiliki tekad kuat untuk melahirkan anak banyak. Hal ini perludiperhatikan karena mereka akan memperoleh penghargaan yang tinggi diakhirat kelak. Mereka patut merasa bangga karena telah membantu RasulullahSAW memperoleh kemuliaan yang tingggi di hadapan para nabi lainnya.Istri yang diminta melahirkan anak yang banyak oleh suaminya tidakseharusnya merasa terbebani selama hal tersebut tidak mengancam kesehatandan keselamatan jiwanya. Mereka harus menyadari bahwa usahanya telahmenyumbangkan amal shalih yang sangat berharga bagi kepentingan Islam.Dengan banyaknya jumlah umat Islam, insya Allah akan mudah bagi kaummuslimin menyiapkan sumber-sumber daya manusia yang dibutuhkan dalammenangani berbagai masalah di dunia ini.Memiliki istri yang subur dan mau melahirkan anak banyak akan memperolehkeuntungan duniadan akhirat. Keuntungan di dunia ialah martabat dankemuliaannya dan istrinya terangkat oleh anak-anaknya bila mereka menjadianak shalih. Akan tetapi, ia dan istrinya tidak akan mendapat kehinaan danrasa malu bila mereka menjadi orang tidak baik.Keuntungan di akhirat yang didapatkan olehnya dan juga istrinya adalahpahala amal shalih anaknya bila mereka telah meninggal, bahkan kelak merekadapat menyelamatkan suami dan istri tersebut dari siksa neraka, sedangakndosa anak tidak menambah dosa suami istri yang telah meninggal.Adapun kerugian memiliki istri tidak subur ialah adanya kemungkinan besaruntuk tidak mendapatkan anak. Suami istri yang tidak mempunyai anak tidakakan memperoleh keuntungan seperti yang didapat oleh mereka yang mempunyaianak.Untuk mengetahui kesuburan calon istri dapat ditempuh cara-cara antaralain:1. Memperhatikan keturunnya apakah nenek dan ibunya termasuk perempuan yangsubur atau tidak.2. Melakukan tes kesehatan yang dewasa ini dengan mudah dapat menentukansubur atau tidakanya seorang perempuan.Dengan cara-cara sah semacam inilah, seorang laki-laki dapat mengetahuikesuburan calon istrinya.Kita harus mempunyai anak banyakuntuk memenuhi seruan Rasulullah SAWseperti yang telah disebutkan dalam Hadits. Hal ini menunjukkan bahwa anakyang kita miliki memberi nilai duniawi dan ukhrawi yang tinggi. Di duniaanak-anak yang shalih menjadi kebanggaan orang tua; di akhirat mereka dapatmenyelamatkan orang tuanya dari ancaman siksa neraka. Selain itu, orang tuayang mempunyai anak yang banyak akan memperoleh penghargaan dan pahala yangbesar karena telah memnuhi harapan Rasulullah.Ringkasnya, setiap laki-laki muslim harus memperhatikan subur tidaknyaperempuan yang hendak dijadikan istri. Tujuannya adalah supayaperkawinannya kelak benar-benar membawa keberuntungan bersama di dunia dandi akhirat. Dengan memiliki istri yang subur ia bisa melakukan amal shalihyang membawa kebahagian dunia akhirat

13.Tabah Menderita
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits berikut :"Sungguh wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah yang subur, besarcintanya, teguh memegang rahasia, tabah menderita mengurus keluarganya,.."(H.R. Thusy)Penjelasan:Hadits di atas menerangkan bahwa salah satu sifat baik seorang perempuanialah tabah menderita menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Segala bentukderita yang dihadapinya tidak membuatnya putus asa sehingga lari ke jalanyang haram. Misalnya, karena kemelaratannya, ia menjadi pelacur ataumencuri.Sifat tabah menderita ialah kemampuan batin untuk tidak mengeluh dan putusasa menghadapi kesulitan-kesulitan hidup.Setiap orang sangat mungkin menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupandi dunia ini. Adakalanya seseorang tabah menghadapi penderitaan, namunadakalanya cepat berputus asa dan menjadi murung menghadapi kesulitan kecilsekalipun. Mental semcam ini tentu sangat merugikan yang bersangkutankarena orang yang mudah berputus asa atau murung mudah kehilangan semangathidup dan lebih senang menghindari kesulitan walaupun dengan cara yangmerugikan dirinya sendiri. Karena tidak sanggup menghadapi kesulitanekonomi atau tidak bisa menyelesaikan ekonomi atau tidak bisa menyelesaikanpelajaran yang berat di sekolah misalnya, seseorang memakan obat penenang.Hal semacam ini tentu merugikan diri sendiri.Salah satu sifat perempuan yang kurang baik untuk dijadikan istri ialahtidak tabah menderita. Untuk itulah, Rasulullah SAW memberikan petunjukkepada laki-laki mu'min agar tidak mudah tertarik kepada sembarangperempuan, yang akhirnya hanya akan menimbulkan penyesalan.Dalam kehidupan berumah tangga boleh dikatakan hampir selalu munculkesulitan dan penderitaan. Keluarga yang kekurangan contohnya, tentumengalami kesulitan ekonomi saat diterpa krisis moneter. Contoh lain,anak-anak berprilaku tidak baik tentu akan menimbulkan kejengkelan dan aibpada orang tua.Seorang suami yang istrinya tidak tabah menderita akan selalu dirongrongkeluhan-keluhan walaupun hanya hal yang sepele. Suami tentu akan sangatterganggu dengan sikap istrinya. Sikap istri yang tidak dewasa menghadapisuatu masalah akan mengganggu ketenangan suami dan merusak konsentrasinyadalam menghadapi masalah yang lebih besar di luar rumahnya atau persoalanpekerjaannya. Hal ini dapat membuat prestasi kerja suami menurun atau suamijenuh tinggal di rumah. Hal-hal negatif semacam ini tentu dapat merusakkeharmonisan rumah tangga. Bila keluarga semacam ini kelak mempunyai anak,sikap istri yang tidak dewasa mungkin akan berpengaruh tidak baik padaanak-anak. Hal-hal semacam ini tentu akan merusak suasana kebahagiaankeluarga dan pertumbuhan mental anak secara sehat.Oleh karena itu, agar tercapai keharmonisan dan kebahagiaan dalam membinakeluarga setiap laki-laki yang akan memilih calon istri hendaknyamenyelidiki sifat ini pada diri yang bersangkutan. Cara yang bisa dilakukanantara lain:1. Melihat pola kehidupan yang bersangkutan dalam menghadapi kesulitansehari-hari. Misalnya, kita amati bagaimana sikapnya bila mengalamikekurangan makan apakah mereka mengatasinya dengan berpuasa atau mengambilhak orang lain.2. Menanyakan kepada keluarga dekat atau teman dekat atau tetanggadekatanya apakah yang bersangkutan orang yang gampang putus asa atau tahanuji. Misalnya, kita amati sikapnya ketika pembantu rumah tangga mengambilcuti apakah dia mau mengerjakan rumah sendiri atau tidak.Dengan cara-cara tersebut sifat perempuan yang ingin dijadikan istri dapatdiketahui. Bila dia ternyata mudah putus asa dan tidak ada harapan untukdiperbaiki, sebaiknya perempuan semacam ini tidak dijadikan istri. Akantetapi,bila sifatnya negatif itu ada harapan untuk diperbaiki, kita bolehmenikahinya, lalu berusaha semaksimal mungkin menghilangkan sifat tersebutsehingga kelak bisa menjadi perempuan yang tahan menghadapi kesulitan.Ini perlu dilakukan, sebab adakalanya perempuan yang semula terlihat mudahsekali murung dan berputus asa menghadapi kesulitan, berubah sifat ketikasudah bersuami. Sifat negatifnya berubah karena suaminya sabar membimbingmentalnya sehingga ia menjadi istri yang tabah menderita. Oleh karena itu,perempuan yang sebelum menjadi istri terlihat pemurung dan mudah berputusasa, brlum tentu akan tetap bersifat seperti itu kalau sudah menjadi istri.Jadi, peran suami untuk mengubah sifat negatif istri sanagat besar.Usahanya mengubah sifat negatif akan menciprumah tangga bahagia dan penuhketentraman.Ringkasnya, seorang laki-laki yang ingin memilih calon istri hendaklahmengutamakan perempuan yang tabah menderita. Perempuan semacam ini memilikimodal yang baik untuk menjadi istri. Ia dapat diharapkan mengantarkansuaminya ke alam kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagian danketentraman.***

14.Bukan Pencemburu Buta
Disebutkan dalam Hadits berikut:Dari Abu Hurairah, telah sampai kepadanya bahwa Nabi SAW bersabda: "Seorangwanita tidak boleh meminta suaminya menceraikan istrinya (yang lain) supayaberkecukupan tempat makannya (nafkahnya)." (H.R.Tirmidzi)Penjelasan:Sifat cemburu berarti sifat curiga kepada orang lain karena iri hati.Cemburu juga berarti tidak senang melihat orang lain memperoleh kebaikanatau keberuntungan. Seorang perempuan dikatakan pencemburu buta apabila iaselalu mudah mencurigai perempuan lain akan merusak hubungannya dengansuami atau calon suaminya.Hadits tersebut menerangkan adanya larangan bagi perempuan mempunyai sifatmementingkan kesenangannya sendiri dan berusaha dan berusaha menghilangkankesenangan orang lain yang menjadi madunya. Sifat ini termasuk dalampengertian sifat cemburu buta dan sudah tentu sangat tercela, baik dalampandangan Islam maupun masyarakat.Seorang perempuan yang bersifat cemburu buta dapat menyulitkan langkahsuaminya. Perempuan semacam ini selalu mencurigai setiap perempuan yangdekat dengan suaminya atau yang berurusan dengan suaminya sebagai orangyang akan merusak kebahagiaan dan merebut suami dari dirinya. Sikapnya akanmembuat suami mengalami berbagai kesulitan ketika menghadapi perempuan lainyang berurusan dengan dirinya karena khawatir akan timbul konflik denganistrinya. Akibatnya, langkah dan gerak suami selalu terhalangi sehinggakebebasannya untuk mengembangakan kemampuan usaha dan aktivitasnyaterganggu.Karena sifat cemburu buta bisa membahayakan keselamatan dan aktivitassuami, seorang laki-laki yang hendak memilih seorang perempuan sebagaiistri harus lebih dahulu mengamati dengan seksama sifat perempuan tersebut.Cara yang dapat ditempuh antara lain:1. Menanyakan perihal sifatnya kepada keluarga dekatnya. Misalnya, kitaamati ketika ibunya mengajak adik atau kakaknya berbelanja apakah diacemburu buta atau tidak.2. Menanyakan perihal sifatnya kepada tetangga dekatnya. Misalnya, kitaamati bagaimana sikapnya ketika ibunya mengajak anak tetangga berbelanjaapakah dia cemburu buta atau tidak.3. Meminta anggota keluarga kita yang perempuan untuk menyelidiki denganseksama sifatnya.Bila ternyata perempuan yang kita maksudkan untuk dijadikan istri mempunyaisifat cemburu buta, sebaiknya kita mengurungkan niat kita. Akan tetapi,bilamana tingkat kecemburuannya masih dapat dierbaiki sehingga tidak sampaimenekan orang lain, kita boleh melanjutkan keinginan kita untukmemperistrinya dan secara bertahap memperbaikinya hingga ia menjadiperempuan yang toleran.Para laki-laki yang ingin megambil seorang perempuan menjadi istrihendaklah mengutamakan perempuan yag tidak memiliki sifat cemburu buta.Tujuannya agar kelak tidak megalami percekcokan dan perseteruan dalamkehidupan berumah tangga dan dapat terwujud rumah tangga yang sainah danpenuh kasih sayang.***

15.Perangai dan Kata-katanya Menyenangkan
Disebutkan dalam Hadits berikut:"Tiga hal keberuntungan yaitu: istri yang shalih; kalau engkau lihat,menyenangkanmu; dan kalau engkau pergi, engkau merasa percaya bahwa iadapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda penurut lagi cepatlarinya, yangdapat membawamu menyusul teman-temanmu; dan rumah besar yang banyakdidatangi tamu. Tiga hal kesialan yaitu: istri yang kalau engkau lihat,menjengkelkanmu, ucapannya menyakiti kamu, dan kalau engkau pergi, engkaumerasa tidak percaya bahwa ia dapat menjaga dirinya dan hartamu; kuda yanglemah; jika engkau pukul, bahkan menyusahkanmu; dan kalau engkau biarkan,malah tidak dapat membawamu menyusul teman-temanmu; serta rumah yang sempitlagi jarang didatangi tamu." (H.R. Ahmad. Hadits yang semakna dengan iniriwayat oleh Thabarani, Bazzar dan Hakim)Penjelasan:Maksud Hadits di atas ialah tiga macam hal yang menjadi penunjangkebahagiaan hidup di dunia yaitu istri yang shalihah, kendaraan yang bagus,dan rumah besar yang banyak dikunjungi tamu.Perangai menyenangkan merupakan sifat yang membuat orang lain simpati dangampang bersahabat. Orang yang berperangai menyenangkan terlihat dariekspresi wajah dan gerak-geriknya. Wajahnya selalu riang gembira menghadapiorang lain dan sikapnya ramah dalam menerima orang lain. Orang yangmemiliki sifat dan sikap semacam ini akan membuat senang setiap orang yangberhadapan dengan dirinya.Seorang laki-laki yang ingin beristri tentulah mengharapkan perempuan yangdiidolakannya itubenar-benar dapat menjadikan dirinya selalu berada dalamsuasana ceria dan bahagia. Untuk mencapai hal ini, sebelum seoranglaki-laki menjatuhkan pilihan kepada seorang perempuan untuk dijadikansebagai istrinya, ia perlu meneliti apakah yang bersangkutan suka bertuturkata dan berperangai menyenangkan atau tidak. Hal ini perlu dilakukan sebabdalam kehidupan rumah tangga orang selalu mendambakan suasana senang bagaikan di dalam syurga walaupun tengah menghadapi krisis ekonomi atauketiadaan harta. Suasana yang penuh ceria di dalam rumah tangga akanmemberikan dorongan kuat kepada anggota keluarga menghadapi berbagaikesulitan dan krisis. Suasana semacam ini membuat anggota keluarganya bisamengatasi berbagai tantangan hidup.Seorang istri yang selalu bertutur kata dan berperangai menyenangkan akandapat menjadi obat mujarab bagi suami dan seluruh anggota keluarganya dalammembina ketabahan, keberanian dan keuletan menjalani kehidupan ini. Seorangistri yang menerima kedatangan suami dengan wajah ceria, tutur kata yangmenyegarkan dan pelayanan yang menggembirakan misalnya, akan membangkitkankembali semangat suaminya untuk menghadapi tantangan bisnisnya. Sebaliknya,bilamana istri menyambut kedatangan suami dengan sikap murung, tutur katayang menyakitkan hati dan pelayanan yang buruk, mental suami akan semakinjatuh dan semangatnya untuk menghadapi kesulitan akan semakin hilang. Halsemacam ini sudah tentu akan merugikan seluruh anggota, karena orang yangmenjadi tumpuan hidup keluarga sedang mengahadapi kesulitan berat.Untuk mengetahui apakah calon istri kita berperangai dan bertutur katamenyenangkan, kita dapat melakukan penelitian dan penyelidikan dengan caraantara lain:1. Mengutus anggota keluarga kita agar menemuinya dengan sikap kurangbersahabat. Jika ia tetap menghadapinya dengan wajah ceria dan sikap ramahtamah, perempuan tersebut termasuk orang yang berperangai baik. Akantetapi, bilamana dia menghadapinya dengan sikap dan wajah tidakmenyenangkan, berarti ia bukan perempuan yang berperangai baik.2. Menanyakan kepada tetangga dekatnya atau perempuan yang menjadi temandekatnya apakah dia orang yang berperangai dan bertutur kata baik ataukahsebaliknya. Kita amati sikapnya dalam berbicara dengan tetangga atauteman-temannya apakah perangai dan tutur katanya baik atau tidak.Pengujian dan penelitian seperti di atas agar kelak kita bisa mendapatkanistri yang kita dambakan dapat membina rumah tangga yangmenjadi keinginanbersama. Kita sebaiknya mengetahui apakah perempuan yanghendak dijadikanistri yang berperangai baik dan berperilaku luhur serta bertutur katamenyenangkan ataukah sebaliknya. Dengan mendapatkan perempuan yangberperilaku baik dan luhur ini berarti kita telah mendapatkan modal sangatberharga dalam memasuki dunia rumah tangga. Insya Allah, istri semacam iniakan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat.Ringkasnya, para lelaki yang hendak menginjakkan kakinya ke dunia rumahtangga hendaknya mengutamakan perempuan yang memiliki sifat terpuji di atassebagai istrinya. Tujuannya agar kelak ia dapat menciptakan rumah tanggayang penih bahagia seperti yang menjadi idaman setiap orang.***

16.Mudah Dilamar
Dalam Hadits berikut disebutkan bahwa:Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya wanita yang membawa berkah yaitubila ia mudah dilamar, murah maskawinnya, subur peranakannya."(H.R.IbnuHibban, Hakim, dan lain-lain, dari 'Aisyah)Penjelasan:Hadits tersebut menerangkan ciri-ciri wanita yang membawa berkah, yaitumudah dilamar, murah maskawinnya dan subur peranakannya.Mudah dilamar maksudnya menerima lamaran seorang laki-laki muslim yang taatibadah dan baik akhlaqnya tanpa mempersoalkan kekayaan, status sosial,ketampanan dan pekerjaannya. Perempuan yang mudah dilamar juga tidak akanmenunda waktu perkawinan. Yang terpenting baginya, laki-laki yang datangkepadanya benar-benar terbukti taat beragama. Perempuan yang ridla dilamarlaki-laki seperti itu akan mendapatkan limpahan karunia dan rahmat dalamkehidupan rumah tangganya seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW dalamHadits di atas.Seorang laki-laki tidak akan terbebani berbagai persyaratan yangkemungkinan besar akan menghambat pernikahannya jika melamar perempuan yangmudah menerima lamarannya. Ia bisa segera melangsungkan akad nikah sehinggadapat menjauhkan dirinya dari godaan untuk melakukan perbuatan maksiat.Orang yang terhalang menyalurkan keinginan seksualnya secara sah bisaterjerumus ke dalam penyelewengan seksual, seperti berzina atau palingringan melakukan onani. Hal semacam ini dapat dicegah bila yangbersangkutan menikah secepatnya. Oleh karena itu, memilih wanita yang mudahdilamar merupakan berkah bagi laki-laki yang melamarnya, juga bagi wanitayag dilamarnya. Berkahnya, kedua belah pihak akan memperoleh penyalurandorongan seksualitas secara sehat dan halal sehingga tidak melakukanperbuatan yang melanggar agama.Wanita yang mengajukan berbagai persyaratan bila dilamar tidak akan membawaberkah dalam perkawinannya. Wanita semacam itu akan banyak menuntutsuaminya agar memenuhi kesenangannya sehingga memberatkan beban rumahtangga.Ringkasnya, para pemuda khususnya dan kaun laki-laki umumnya hendaklahmencari wanita yang mudah dilamar untuk dijadikan istrinya.***

17.Besar Cintanya
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits berikut:"Sesungguhnya wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah yang subur,besar cintanya,..." (H.R. Thusy)Penjelasan:Hadits di atas menerangakan bahwa perempuan yang subur dan besar cintanyakepada laki-laki yang menjadi suaminya adalah wanita yang baik.Yang dimaksud dengan wanita yang besar cintanya adalah wanita yang sepenuhhati mencurahkan segenap kasih sayang, kerinduan dan kecintaannya kepadasuami, Ia tidak mau membandingkan suaminya dengan laki-laki lain, baikdalam urusan ketampanan, kekayaan, kedudukan, pekerjaan, pengetahuan danketrampilannya. Ia benar-benar hanya mencintai suaminya dan menerimakelemahan dan kelebihan suaminya.Merupakan suatu rahmat besar bagi seorang laki-laki bila dia mendapatkanwanita yang sangat mencintainya tanpa terpengaruh oleh keadaan orang lain.Ia tidak akan pernah mengecewakan atau membuat suaminya marah karena iaselalu membanggakan suami dan mencurahkan seluruh kasih sayangnya kepadasuami walaupun dalam keadaan kekurangan. Istri semacam ini akan bisamenciptakan suasana rumah tangga gembira dan penuh rasa bahagia.Untuk mengetahui apakah calon istri besar cintanya atau tidak, dapatdibuktikan ketika dipinang apakah dia segera menerimanya ataukah menundamenerima dengan alasan yang tidak jelas. Bila ternyata ia segera menerimadengan penuh kejujuran dan keikhlasan, bukan karena hendak menutup maluatau lain-lainnya, hal itu dapat dijadikan salah satu tanda besar cintanyakepada calon suaminya.Jadi, karena wanita yang dapat mencintai suaminya dengan cinta yang besaradalah ciri istri yang baik, hendaklah laki-laki memperhatikan petunjukRasulullah SAW dengan baik. Ia hendaknya berusaha memilih calon istri yangbenar-benar mencintainya tanpa membandingkan keadaan dirinya dengan oranglain. Tujuannya agar ia dapat menciptakan kehidupan rumah tangga yangsakinah dan penuh kebahagiaan bersama istrinya.***

18.Patuh dan Taat
Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits berikut:"Sesungguhnya wanita yang terbaik di antara kamu ialah yang subur, besarcintanya, teguh memegang rahasia, tabah menderita, mengurus keluarganya,patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, membentengi dirinya darilaki-laki lain, mau mendengar ucapan suami dan menaati perintahnya, danbila bersendirian dengan suaminya ia pasrahkan dirinya pada kehendaksuaminya, serta tidak berlaku dingin kepada suaminya." (H.R. Thusy)Penjelasan:Hadits di atas menerangkan ciri-ciri istri yang baik, yang salah satunyaialah patuh pada ucapan suami dan taat dalam menjalankan perintahnya sertamenjauhi larangannya.Yang dimaksud dengan patuh dan taat ialah kesungguhan mengikuti denganikhlas perintah yang diberikan kepadanya dan menjauhi larangan yangdikenakan kepadanya.Perempuan yang patuh dan taat sangat menjaga diri untuk tidak melanggarlarangan agama dan larangan orang tuanya selama larangan itu sejalan dengansyari'at Islam. Ia juga beusaha melaksanakan perintah agama dan perintahorang tuanya yang tidak bertentangan dengan ketentuan agaama dengan penuhkeikhlasan dan ketulusan sesuai dengan kemampuannya.Perempuan yang patuh dan taat pada agama dan orang tuanya kemungkinan besarakan patuh dan taat kepada suaminya kelak. Perempuan semacam ini akan dapatmenciptakan ketentraman dan ketenangan suami dan rumah tangganya. Ia jugaakan mendapat kepercayaan suaminya bila ditinggal pergi untuk mencarinafkah.Laki-laki yang ingin mengetahui apakah calon istrinya, orang yang patuh dantaat, dapat memperoleh informasi dari keluarganya, kerabat dekatnya, temandekatnya, atau tetangga dekatnya.Kaum laki-laki, khususnya para pemuda, hendaklah memilih perempuan yangpatuh dan taat agar cita-citanya membangun rumah tangga yang bahagia dapatterwujud segera dan berlangsung selama hayat.***

19.Hemat
Dalam Hadits berikut disebutkan bahwa:Rasulullah SAW bersabda: "Wanita yang paling baik yaitu yang pandaimengendarai unta. Wanita Quraisy yang terbaik yaitu yang besar kasihsayangnya kepada anak kecil dan panda mengurus harta suaminya yang sedikit(miskin)." (H.R. Ahmad, Bukhari dan Muslim)Penjelasan:Hadits di atas menerangkan ciri perempuan yang baik, yaitu pandai mengurusunta, sedangkan istri yang baik adalah istri yang hemat, yaitu pandaimengelola pendapatan suami yang sedikit sehingga kepentingan keluargatercukupi.Hemat yaitu pandai mencukupkan yang sedikit sehingga keperluan hidupnyayang banyak sekalipun terpenuhi. Hemat sangat erat hubungannya denganketelitian dalam membelanjakan uang sehingga hanya membeli sesuatu yangdiperlukan dan tidak membeli sesuatu yang mubazir dan sia-sia.Keperluan setiap orang hanya dapat ditentukan oleh yang bersangkutan.Keperluan yang digariskan oleh agama ada 3 macam:1. Dlaruri, atau keperluan pokok yang menyangkut hal-hal yang bisa mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum danpengobatan.2. Haaji, keperluan sekunder, yaitu untuk menyempurnakan kualitas kehidupanseseorang sehingga kondisi hidupnya menjadi lebih baik. Misalnya, laukdaging dan vitamin untuk menjaga ketahanan tubuh.3. Tahsini, atau keperluan tersier, yaitu keperluan yang tidak harusdipenuhi karena tidak menghambat atau mengancam keselamatan diri. Mobilmisalnya, untuk memudahkan seseorang bila hendak bepergian.Di antara ketiga keperluan tersebut, yang paling utama adalah dlaruri(keperluan pokok).Dalam memenuhi keperluan pokoknya seseorang harus bersikap hemat, apalagimemenuhi keperluan sekunder dan tersiernya. Dengan bersikap hemat seseorangtidak akan terjerumus ke dalam angan-angan dan khayal kenikmatan duniawi.Dalam kehidupan rumah tangga sifat hemat pada istri dapat mengelola hartasuami. Suami yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya ingin agaristrinya dapat mengatur penghasilannya sehingga keperluan diri dananak-anaknya tercukupi.Seorang perempuan yang memiliki sifat hemat tentu pandai mengendalikanpengeluaran belanja keluarga. Ia tidak akan mau membeli sesuatu yangtidakterjangkau oleh penghasilan suaminya sehingga ia tidak perlu berhutanguntuk mencukupi keperluannya.Bilamana seorang istri ridla menerima uang belanja yang sedikit dan mampumengelolanya untuk mencukupi kebutuhan keluarga, keluarga semacam inikemungkinan besar dapat menabung harta kekayaannya untukkeperluan-keperluan masa depan mereka. Mereka dapat merencanakan hal-halyang lebih baik bagi masa depan diri dan anak-anaknya karena memiliki bekalyang cukup.Seorang istri yang hemat akan pandai dan cermat mengendalikan pengeluaranrumah tanggnya. Suaminya tidak akan terbebani dalam mencari nafkah karenatidak dikejar-kejar oleh tuntutan istri yang kekurangan belanja. Suamiakan selalu menyerahkan uang belanja kepada istrinya dengan senang hatiberapa pun jumlahnya. Ia benar-benar percaya istrinya dapat berhemat dalammembelanjakan uangnya, sehingga dapat mencukupkan penghasilannya untuksemua kebutuhan rumah tangga.Sebaliknya, istri yang boros akan merugikan suami dan anak-anaknya. Istrisemacam itu akan menuntut suaminya memenuhi segala keinginannya sehinggasuami selalu merasa tertekan. Keadaan semacam ini pasti menimbulkankonflik, bahkan anak-anak pun akan turut merasakan ketegangan. Akibatnya,anak-anak hidup dalam suasana penuh tekanan. Hal semacam ini tentu tidakdikehendaki siapapun, baik suami, istri maupun anak-anak.Istri pemboros lebih mementingkan berfoya-foya daripada menghemat hartakekayaan suaminya. Perilaku istri semacam ini bisa mendorong suaminya untukmendapatkan harta dengan segala macam cara, halal atau haram. Hal semacamini sudah tentu membahayakan dan merugikan suami.Untuk mengetahui apakah calon istri hemat atau boros dapat dilakukanpenelitian melalui teman dekatnya, kerabat dekatnya, tetangga dekatnya,atau dengan mengamati kebiasaannya membelanjakan uang. Jiak ternyata iasanagt cermat dan berhati-hati dalam membelanjakan uang yang dipegangnya,besar harapan ia kelak akan menjadi istri yang hemat.Selain itu, dapat juga dilakukan dengan mengamati kebiasaan keluarganyaapakah mereka biasa berlaku hemat atau sebaliknya. Akan tetapi, kebiasaansuatu keluarga tidak bisa dijadikan tolok ukur mutlak. Adakalanya suatukeluarga berlaku boros, namun ada di antara anak-anaknya yang hemat. Halini bukan sesuatu yang mustahil terjadi di masyarakat kita.Setiap laki-laki mendambakan istri yang pandai membelanjakan uang suamidengan baik dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Ia tidak berhutang ke kanandan ke kiri sehingga dapat menjaga kehormatan suami di mata orang lain danmeringankan beban suami dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, setiaplaki-laki sebaiknya memilih calon istri yang hemat dan pandai membelanjakanharta suami. Insya Allah, dengan memiliki istri yang hemat rumah tanggaakan mencapai kebahagiaan, kasih sayang, kemesraan dan keceriaan.***

20. Besar Kasih Sayangnya kepada Anak Kecil
Dalam Hadits berikut disebutkan bahwa: Rasulullah SAW bersabda:
"Wanita yang paling baik yaitu yang pandaimengendarai unta. Wanita Quraisy yang terbaik yaitu yang besar kasihsayangnya kepada anak kecil dan panda mengurus harta suaminya yang sedikit(miskin)." (H.R. Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Penjelasan: Maksud Hadits di atas ialah perempuan yang pandai mengendarai unta adalahperempuan yang pandai mengurus keluarganya; dan perempuan yang paling baikadalah yang paling besar kasih sayangnya kepada anak-anak. Kasih sayang kepada anak kecil dapat ditunjukkan dengan perhatian besarkepada anak-anak, senang berkumpul dengan mereka, akrab bergurau danbercanda dengan mereka, sabar menghadapi tingkah laku mereka dan gembiramembimbing dan mengasuh mereka. Sifat semacam ini perlu ada pada calonistri dan calon ibu. Mereka kelak akan melahirkan anak-anak yang memerlukankasih sayang dan cinta yang besar dari ibunya. Perempuan yang besar kasih sayangnya kepada anak-anak memudahkanpertumbuhan emosi anak-anak dan perkembangan kepribadiannya ke arah yangpositif. Anak-anak semacam ini kemungkinan besar terbebas dari tekananbatin sehingga kelak menjadi orang dewasa yang sehat mental dan emosinya.Seorang ayah yang memiliki anak-anak semacam ini akan mudah mendidik danmengasuh mereka karena ibunya bisa membantu mendidik mereka dengan baik.Beban suami menjadi ringan karena istrinya mampu memikul tanggung jawabdengan baik dalam mengasuh anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Laki-laki yang bermaksud menikahi seorang perempuan, hendaklahmemperhatikan sifat ini pada diri calon istrinya. Jika ternyata calon istrimemlilki sifat semacam ini, laki-laki tersebut sangat beruntung.Anak-anaknya kelak dapat dipastikan memperoleh asuhan, pemeliharaan,perlindungan dan bimbingan dari seseorang yang benar-benar bersediaberkorban demi anak-anaknya yang dicintainya. Ia tidak akan mengeluh saatmengasuh dan menghadapi kenakalan anak-anaknya. Ia menghadapi kenakalananaknya dengan perasaan ringan dan penuh kesabaran, sehingga anak-anaknyaberkembang dengan penuh kebebasan dan keceriaan di rumah dan dilingkungannya. Hal ini sangat membantu suami untuk mencurahkan pikiran dantenaganya dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara maksimal. Untuk mengetahui seberapa jauh calon istri mempunyai kasih sayang kepadaanak-anak dapat dilakukan pengamatan dan penyelidikan melalui cara-carasebagai berikut: 1. Mengamati pergaulannya dengan anak-anak apakah ia sabar bergaul dengananak-anak atau tidak. 2. Menanyakan kepada teman-teman dekatnya atau kepada kerabat dekatnya,atau kepada tetangga dekatnya atau kepada adik-adiknya apakah ia memilikisifat tersebut atau tidak. Karena anak-anak sangat membutuhkan ibu yang besar kasih sayangnya kepadamereka, setiap laki-laki yang hendak mengambil seorang perempuan sebagaiistrinya hendaklah mengutamakan yang besar kasih sayangnya kepada anakkecil. Istri semacam ini besar harapan dapat mendampinginya untuk membinarumah tangga yang penuh dengan suasana gembira, ceria dan bahagia.***